Dalam pernyataaanya, Edy Hermanwan memprediksi jika biasanya musim hujan terjadi di Desember, Januari dan Februari.
Sebaliknya, diperkirakan musim hujan di bulan Februari sudah tidak terjadi lagi. Justru dikuatirkan, fenomena El Nino 2024 kembali terulang. El Nino itu berawal bulan Mei 2023 dan akan berakhir pada Mei 2024.
Padahal siklusnya terkait musim hujan, menurut Pakar klimatologi dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Erma Yulihastin mengatakan, musim hujan normalnya dimulai pada November dan berakhir pada Maret.
BACA JUGA:Hujan Turun saat El Nino 2023 mulai Signifikan, BMKG: Fenomena Harian bisa Picu Cuaca Ekstrem
Lantas apa yang menyebabkan musim hujan tahun ini begitu cepat berakhir, apa dampaknya, dan benarkah fenomena ini merupakan tanda-tanda kiamat akan segera tiba?
Penyebab musim hujan berakhir tidak pada waktunya
Penyebab musim hujan yang datang terlambat di beberapa wilayah dan selesai terlalu cepat, yaitu hanya sampai bulan Januari di sejumlah wilayah, ternyata disebabkan salah satunya oleh fenomena El Nino.
Faktanya, memasuki musim hujan di bulan Januari, cuaca yang dirasakan tetap saja panas. Musim hujan ternyata tidak dapat meredam El Nino, justru El Nino yang membuat musim hujan segera akan berakhir.
Fenomena hujan yang sekarang turun di sejumlah wilayah di Indonesia menurut Eddy hanya dipengaruhi oleh Monsun Asia atau angin barat.
Angin musim yang bersifat periodik itu membawa uap air dari Siberia, Jepang, Hongkong, hingga Vietnam ke Indonesia dan menciptakan hujan.
BACA JUGA:KOTA Ini Terdampak Bencana Kekeringan Paling Parah Akibat Efek EL Nino 2023, Berikut Daftarnya..
Eddy juga menjelaskan Monsun Asia memang lebih dominan ketimbang El Nino moderat yang sekarang tengah berlangsung, oleh sebab itu hujan masih bisa turun terutama di daerah selatan Indonesia, seperti Pulau Sumatra bagian timur dan Pulau Jawa.
"Walaupun El Nino tidak kuat tetap ada efek mengurangi jumlah curah hujan yang akan masuk ke Indonesia," kata Eddy.
Dengan berakhirnya musim hujan yang tidak berdasarkan pada waktunya, maka akan berdampak pada suplai air untuk kebutuhan rumah tangga, perikanan dan tenaga listrik dapat berkurang.
Sebagaimana waduk yang merupakan bendungan buatan yang menampung sejumlah besar air, gerak air yang cukup di waduk dapat mempengaruhi turbin untuk berputar, yang kemudian menyebabkan generator listrik bergerak.
Gerakan generator listrik tersebut akan menghasilkan energi listrik, yang kemudian disalurkan ke gardu-gardu listrik di sekitarnya.