SUMEKS.CO - Sosok Gielbran Muhammad Noor, Ketua BEM Universitas Gadjah Mada (UGM) sontak jadi sorotan saat dirinya dengan lantang beri kritikan untuk Presiden Jokowi dan anaknya, Gibran Rakamuning.
Kritikan pedas tak segan dilayangkan oleh Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor yang berani menyebut bahwa Presiden Jokowi merupakan satu-satunya alumni yang paling memalukan.
Tidak sampai disitu saja bahkan Gielbran Muhammad Noor menggambarkan bahwa Presiden Jokowi merupakan pemimpin yang culas dengan kapasitas otak yang kecil dengan pola pikir seolah raja.
Dengan berani Ketua BEM UGM ini menyatakan bahwa Presiden Jokowi telah mengotak-atik konstitusi untuk meloloskan anaknya, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto.
BACA JUGA:Enggan Tanggapi Nyinyiran dan Fitnah! Gibran Pilih Diam dan Optimis Menangkan Pemilu
Ketidaksetujuan tersebut disampaikannya karena Gibran dianggap lolos di tengah polemik putusan Mahkamah Kontitusi (MK) soal batas usia calon presiden dan wakil presiden bahkan diklaim sebagai representasi anak muda dalam jalur politik.
Gielbran dengan lantang menyebut bahwa sebagai bagian dari anak muda, justru merasa tidak terima dengan narasi yang menyebut jika Wali Kota Solo sudah merepresentasikan aspirasi suara pemuda.
Menurutnya praktek kekuasaan yang dijalankan oleh PresidenJokowi dan keluarganya lewat kontestasi pemilu presiden 2024 sudah mengancam masa depan reformasi Indonesia.
Pernyataan ini dilayangkan Ketua BEM UGM dalam sebuah diskusi yang juga sekaligus menyinggung pasangan capres dan cawapres khususnya pasangan calon nomor urut 2.
BACA JUGA:Firli Bahuri Resmi Diberhentikan, Jokowi Tunjuk Nawawi Pomolango Jadi Ketua KPK yang Baru
Dalam sebuah diskusi di UGM, Gielbran juga membahas tentang isu 3 periode Presiden Jokowi yang sempat heboh beberapa waktu lalu.
Menurutnya bahkan isu tersebut benar-benar berhembus dari istana sehingga dia menyimpulkan bahwa terlihat dalam konteks politik Jawa, Jokowi lebih mementingkan kekuasaannya daripada etika menjadi pemimpin.
Gielbran dengan tegas menyakatan bahwa isu tersebut merupakan salah satu ide licik yang digunakan untuk tes ombak, apakah masyarakat menerima atau tidak.
Tentu kritikan yang berani diungkapkan oleh Gielbran ini kembali menyeret nama Gibran Rakabuming yang disebutnya sebagai pengecut intelektual dan tidak mencerminkan sebagai perwakilan anak muda.