SUMEKS.CO - TikTok nggak boleh jualan, Mengapa? Padahal yang salah itu bukan sosial media e-commerce-nya, melainkan ‘bakar-bakar’ duitnya yang terjadi di TikTok Shop.
“Orang-orang pindah dari offline ke online itu. Terutama di TikTok ya, karena melihat barang-barang di TikTok itu lebih murah,” ujar @baitululum.id
“Jauh lebih murah!”, tegasnya.
Pemilik akun TikTok @baitululum.id menilai, mereka nggak sadar kalau itu bakar duit.
BACA JUGA:Dosen Universitas Bina Darma Palembang ciptakan Inovasi Aplikasi e-Commerce di Bidang Jasa
“Dapat subsidi dari TikTok”, katanya.
Terus kemudian barang-barangnya jadi lebih murah.
“Jauh dari harga pasar di offline”.
Ya jelas, orang-orang yang di offline itu bakal pindah ke online.
“Nah, ini jadi persaingannya tidak sehat karena ada predator pricing,” ungkapnya.
BACA JUGA:Persaingan E-Commerce di Indonesia, Mana yang Paling Gercep?
Justru itu yang harus diperhatikan.
Peraturannya seperti apa supaya persainganya jadi sehat.
“Mau gimana-gimana, UMKM kecil, seler kecil mau bersaing bakar duit sama start up, apalagi sekelas TikTok?”, ujarnya bertanya.