“Saya juga baru bergabung sebagai mentor,” akunya.
Menurutnya saat acara seminar di sebuah hotel Kota Palembang 27 Agustus lalu, dia sifatnya hanya undangan saja.
“Yang (mentor) besar itu Pak AS. Karena di Sumsel, terutama Palembang, yang (deposit) skala besar dengan beliau,” ungkap Ta.
Namun diakui Ta, member FEC di Sumsel lumayan banyak. Tapi angka tepatnya, dia tidak tahu pasti.
“Untuk sema data dan informasi ke bisa ke Pak AS, dia tahu detailnya. Saya dijadikan admin juga tanpa sepengetahuan saya,” dalihnya.
Sayangnya, AS tak berhasil berulang kali dikonfirmasi setelah dihubungi beberapa nomor ponselnya yang ada.
BACA JUGA:Demi Kekasih, Kasir Minimarket Modern Top Up Dana Puluhan Juta Uang Perusahaan untuk Judi Online
Termasuk tidak bertemu, dalam sejumlah acara agenda pemerintahan beberapa hari belakangan ini.
Di bagian lain, keterangan Ta agak bertolak belakang dengan korban atau mitra FEC lainnya di Palembang.
”Saya tahunya dan ikut, karena diajak Pak Ta. Dia ketua RT di lingkungan kami. Dia datang ke rumah saya, waktu menawarinya,” beber Wo, nama samaran.
Karenanya, cukup banyak warga lingkungan mereka yang ikut. Wo juga cuma ikut kecil-kecilan, baru bergabung 18 Juli 2023.
Dari bintang 1, deposit Rp200 ribu. “Itu baru merek (akun). Belum tokonya,” jelasnya.
Karena penjelasan dari sang mentor dan literasi yang dibacanya, FEC yang merupakan perusahaan Amerika ini, sama halnya dengan lazada, shoope, amazon, dan lainnya.
“Tapi bedanya tidak punya toko, kami yang jadi mitranya,” ulasnya.