Warga yang marah dan kesal juga membakar rumah kedua pelaku yang saat ini tengah diburu polisi.
Kondisi itu terjadi akibat emosi sesaat setelah adanya insiden penganiayaan terhadap Abadi dan rekannya oleh dua pelaku Yani Arwan dan Ariansyah.
"Untuk pelaku sampai saat ini masih dalam pengejaran. Doakan dalam waktu dekat tertangkap. Untuk masalah kronologis awal, latar belakang penganiayaan, masih kami selidiki," beber AKBP Koko.
Disinggung soal tensi Pilkades serentak yang memanas di Desa Belani, diduga menjadi salah satu pemicu insiden itu.
Kapolres Muratara menegaskan, juga tak menampik informasi ke situ.
Namun untuk memastikan lebih lanjut, mereka akan memeriksa sejumlah keterangan korban.
"Ada sedikit ngarah ke situ, tapi tidak semuanya kesana, tentunya ada motif lain juga. Tapi akan kami selidiki lagi soal motif dan lain. Harap maklum, kami semalam belum merespon, karena kejadiannya baru malam tadi," bebernya.
Untuk mengamankan lokasi, saat ini Wakapolres Muratara kompol I Putu Suryawan SIK MH, bersama personel dan dibantu Koramil, saat ini masih mengamankan situasi di Desa Belani, Kecamatan Rawas Ilir Muratara.
Diberitakan sebelumnya, Situasi menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkdes) serentak 2023 di Kabupaten Muratara, mulai memanas.
Pasalnya, satu warga di Desa Belani, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara yang diduga adik Bupati Muratara, dikabarkan tewas akibat serangan senjata tajam.
Informasi dihimpun, kejadiannya pada Selasa 5 September 2023 sekitar pukul 19.00 WIB, korban yakni Abadi alias AB awalnya diinformasikan beserta kelompoknya tengah melakukan rapat internal.
Lalu datang pelaku yakni Arwan dan Ariansyah, warga Desa Belani, kecamatan Rawas Ilir.
Mereka berdua ingin bergabung dalam rapat internal tersebut, namun langsung diusir oleh korban.