MUARA ENIM, SUMEKS.CO – Memasuki musim kemarau para petani sawah diwilayah Kecamatan Muara Enim mulai mengalami kesulitan pasukan air untuk area persawahan.
Selain kekurangan air, petani juga harus menghadapi serangan hama tikus.
Namun beruntung bagi para petani persawahan yang memiliki sumur bor untuk pemenuhan dalam kebutuhan air sehingga menjamin ketersedian pasokan air untuk menyuplay areal persawahan.
“Penyuplay pasokan air untuk kebutuhan areal persawahan kita memakai sumur bor. Memasuki musim kemarau kita calangi dengan sumur bor dan pipa untuk dialirkan ke persawahan,” ujar Agus Tani Pariansyah salah satu petani Desa Tanjung Jati, Kecamatan Muara Enim, Kamis 24 Agustus 2023.
Meski memakai sumur bor, kata dia, air yang didapat tidak maksimal karena debit air tidak terlalu banyak sehingga air sumur bor cepat habis.
Namun demikian, areal persawahan tetap mendapatkan pasokan air sampai waktu panen tiba.
“Masih bisa produksi tapi tidak maksimal,” katanya.
Lanjut Agus, setiap kali memasuki musim kemaru ini lebih prihatin bagi petani tidak memiliki sumur bor. Akibatnya areal persawahan mengalami kekeringan karena tidak ada pasokan air.
“Ya kalau musim kemarau permasalahan yang dihadapi petani adalah air dan hama tikus,” katanya.
Bagaimana dengan produksi padi sebelum memasuki musim kemarau? Agus menjelaskan untuk hasil panen yang sudah-sudah cukup berlimpah hingga menghasilkan 11 ton dalam satu hektar lahan sawah.
Jadi, untuk 132 hektar lahan persawahan bisa menghasilkan ribuan ton gabah kering.
Saat ini petani di Desa Tanjung Jati hanya mampu panen dua kali dalam satu tahun dan maksimal bisa tiga kali panen jika pasokan air berlimpah.
BACA JUGA:UBD Palembang Gelar Program Tahapan Penyusunan Inklusi Kesadaran Pajak Kepada Mahasiswa