PALEMBANG, SUMEKS.CO - Masyarakat Palembang atau Wong Kito Galo tentu tidak asing lagi dengan kata Kelakar Betok.
Kelakar Betok biasanya sering didengar ketika masyarakat Palembang sedang nongkrong. Terutama ketika membahas sesuatu yang berlebihan.
Apa sebetulnya kelakar betok? Bagaimana asal mula sehingga disebut kelakar betok?
Berikut penjelasan yang dirangkum SUMEKS.CO dari berbagai sumber tepercaya :
BACA JUGA:Pempek Belumbuk Pasar 16 Ilir, Palembang, Surga Baru Bagi Penggemar Kuliner
Dalam kamus Bahasa Palembang Kelakar artinya omong kosong. Sedangkan Betok merujuk pada jenis ikan air tawar atau disebut iwak dalam Bahasa Palembang.
Iwak Betok merupakan jenis ikan yang terbilang hebat. Dikarenakan dapat hidup di air yang banyak, maupun air yang sedikit.
Selain itu Betok dapat melompat dari satu tempat ke tempat lainnya. Tempat ini biasa disebut Lebak dalam Bahasa Palembang.
Maka Kelakar Betok disebut sebagai perlompatan kelakar atau bicara.
BACA JUGA:Cara Membuat Telok Ukan dan Telok Abang yang Hanya Ada Saat Agustusan
Kelakar Betok sebagai seni berkelakar atau berbicara orang Palembang, yang mana bisa berpindah dari satu topik ke topik yang lain seperti Iwak Betok.
Kelakar Betok biasanya merujuk pada topik pembicaraan yang sederhana atau sifatnya normatif.
Namun khusus orang Palembang yang biasanya hobi berkelakar atau berdialog, topik pembicaraan tersebut dapat berlanjut dari satu pembahasan ke pembahasan lainnya.
Bahkan, topik pembicaraan akan dilebihkan atau dibuat-buat seolah menarik dan paling hebat ketika pembicara mengatakannya.
BACA JUGA:Asal Usul Lomba Bidar, Bermula dari Persaingan Dua Pangeran Palembang Memperebutkan Gadis Idaman
Biasanya Kelakar Betok sifatnya beradaptasi atau lebih kepada hiburan yang tidak serius.
Salah seorang yang akan berkelakar atau disebut kelakar betok. Syarat utamanya harus mengetahui banyak hal dan dapat membuat cerita dilebihkan dari yang terjadi atau kenyataan.
Dapat disimpulkan, Kelakar Betok adalah seni tertinggi berkelakar atau berbicara orang Palembang.
Contoh kalimat yang sering digunakan pada tongkrongan orang Palembang, misalnya membahas kekayaan.
BACA JUGA:Konon, Banyaknya Biji Emas Di Sungai Musi Jadi Asal Usul Nama Kota Palembang
Pembicaraan orang Palembang yang akan menuturkan kalimat Kelakar Betok akan mengatakan "Aku ni sebenernyo kayo tojo toronan, tapi sayang aku ketoronan ke lapan" yang berarti Saya ini sebenarnya kaya tujuh turunan, tetapi sayang saya keturunan ke delapan. Sehingga dapat diartikan tokoh tersebut tidak kaya.
Atau kalimat merendah di awal perkataan namun menunjukkan kesombongan pembicara.
Misalnya, "Bukannyo aku sombong, gades doson tu galak galo dengen aku, carolah wong kayo" yang berarti Bukannya saya sombong, gadis desa itu suka semua dengan saya, wajar orang kaya.
BACA JUGA:Begini, Asal Usul Lomba Panjat Pinang yang Selalu Ada Saat Perayaan 17 Agustus
Padahal si pembicara bukan orang kaya. Atau melebihkan ceritanya demi menghibur pendengar.(*)