Ada pihak yang mungkin satu sisi ingin menguasai Al Zaytun, ada pihak yang memanfaatkan untuk cari panggung untuk kontestasi politik.
Hal itu dapat dilihat dari serangan yang tidak konstruktif terhadap Panji Gumilang dan Al Zaytun.
Ada yang bilang Panji Gumilang itu radikal, ada NII dan sebagainya. Tapi diwaktu yang bersamaan ada yang mengatakan disana (Al Zaytun) itu toleransinya kebablasan.
BACA JUGA:Demi Bela Panji Gumilang Omongan Pablo Benua Makin Ngaco, Sampai Meludah Pun ke Langit
“Yuk kita pakai akal, mungkin nggak radikal bisa kita barengkan dengan toleransi, nggak bisa itu air sama minyak,” ungkapnya.
Menurut Pablo, ada 2 perspektif penetapan tersangka Panji Gumilang, bisa dikatakan tepat dan bisa juga tidak.
“Kalau secara perspektif untuk meredam situasi untuk memuaskan hati orang-orang yang mendendam pada Panji Gumilangd diluar, atau untuk membuat Indonesia jauh lebih damai, oh saya sepakat”, tegasnya.
Padahal saya sempat bersuara justru minta Bareskrim mengedepankan Restorative Justice, mendudukan antara Panji Gumilang dan MUI.
BACA JUGA:Pablo Benua Didesak Tepati Janji, Pasang Badan untuk Panji Gumilang Al Zaytun Indramayu
“itu jauh lebih cantik,” cetusnya.
Mereka bisa duduk bareng membicarakan mana yang salah?
Saya tidak komplain dengan keputusan Bareskrim, biar itu sudah masus proses hukum. *