BACA JUGA:Namanya Bikin Geli, Hingga Layani Trayek Luar Negeri, PO Bus Andalan Kalimantan
Nama Sinar Dempo menjadi besar dan sudah dikenal masyarakat Sumatera Bagian Selatan saat itu. H Sidik sebagai pemilik sekaligus yang menjalankan usaha itu secara langsung, terus mengembangkan sayap.
Tahun 1979 juga menjadi tonggak bersejarah bagi Sinar Dempo, dengan warna bus memiliki ciri khas merah menyala. 10 perusahaan bus Pulau Jawa dan Sumatera bergabung dalam konsorsium perusahaan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), yang dinamakan Sanutra.
Sanutra merupakan jaringan perusahaan bus dengan tujuan memudahkan pergerakan penumpang di lintas Sumatera Jawa.
Sanutra merupakan perusahaan bus lintas Banda Aceh hingga Denpasar Bali. Tentu saja konsorsium yang diprakarsai Menteri Perhubungan saat itu Rusmin Nuryadin, menjadi kebanggaan bagi Sinar.
BACA JUGA:Bus Telolet Kembali Gegerkan Publik Tanah Air, Pemilik PO MTI Rian Mahendra Bilang Begini
Sinar Dempo menjadi satu-satunya bus di Pulau Sumatera yang tergabung dalam konsorsium itu.
H Sidik berhasil mengembangkan usaha angkutan penumpangnya dengan sangat sukses. Tahun 1992, Sanutra Sinar Dempo diteruskan H Joni Sidik.
Di tangan Joni, Sinar Dempo makin berkembang pesat. Menjadi salah satu bus diperhitungkan di Pulau Sumatera. Dari hanya bermodal 1 unit Chevrolet, Sinar Dempo menjadi raksasa perusahaan bus di Sumatera.
Sinar Dempo dinobatkan sebagai bus dengan pengabdian seumur hidup, oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. --
Saat ini Sinar Dempo tetap eksis, dengan puluhan bus mewahnya. Tahun 2011 dan 2015, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menganugerahi penghargaan Lifetime Achievement, atas pengabdian seumur hidup di bidang angkutan jalan, kepada Sinar Dempo.
BACA JUGA:PO Sinar Jaya Palembang, Sepanjang Jalan Penumpang Bus AKAP Bisa Rebahan sambil Nonton Film Loh!
Sejak tahun 2016, Sinar telah bertransformasi menjadi Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan, yang mengharuskan perusahaan angkutan berbentuk Perseroan Terbatas.*