BACA JUGA:Kakanwil Kemenkumham Babel Buka Lomba Kadarkum Bagi Pelajar SMA
Kain Gebeng ini sendiri dibuat menggunakan bahan benang sutera dan langsi.
Untuk pewarnaan benang Kain Gebeng, biasanya menggunakan bahan yang alami seperti kunyit, manggis dan pandan.
Motif kain Gebeng adalah bagian dari warisan budaya Malaysia, terutama dari suku kaum Melayu.
Setiap motif kain Gebeng memiliki makna dan nilai budaya tersendiri, sering kali mencerminkan cerita atau simbol dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu.
BACA JUGA:Kasus Pembunuhan di Kawasan Pasar Prabumulih Masih Misteri, Saksi Kunci Disebut 'Takut'
Untuk motif Kain Gebeng yang paling terkenal yakni, serampang dua belas, tujuh motif, pucuk rebung, mato pirik, lilin dan lain-lainnya.
Kain Gebeng memiliki nilai budaya dan sejarah yang kaya, dan meskipun ada banyak merek kain terkenal di pasar, kain ini tetap memiliki tempat khusus di hati masyarakat, terutama di wilayah Sumatera Selatan.
Kain Gebeng bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga melambangkan identitas budaya dan tradisi Melayu di daerah tersebut.
Perubahan dalam penggunaan kain Gebeng dari semula hanya digunakan oleh kaum pria, kini dapat digunakan oleh kaum wanita.
BACA JUGA:Resmi Meluncur Mitsubishi XFORCE, Dibandrol Rp 379,9 Juta
Ini adalah contoh bagaimana tradisi dan budaya dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Adanya modifikasi ini mencerminkan fleksibilitas budaya dalam menjawab tuntutan dan perubahan dalam masyarakat.
Penggunaan Kain Gebeng sebagai Tanjak bagi pria dan Gandik bagi wanita, serta penggunaannya sebagai bahan pakaian dengan desain yang mengikuti tren kekinian, adalah contoh bagaimana budaya dapat diadaptasi untuk tetap relevan dengan perubahan zaman dan mode saat ini.
Untuk harga Kain Gebeng sendiri mulai dari harga Rp 350 ribu hingga harga Rp 1 juta, semuanya tergantung dari jenis benang yang digunakan.