Lebih lanjut, Harul menyebutkan dirinya belajar membuat Telok Abang secara otodidak, selain itu ia juga menjelaskan ketika tidak sedengan menjual Telok Abang kesehariannya adalah menjual mainan anak-anak di depan pasar 26 ilir.
Selama menjual Jual Telok Abang Harul mengeluhkan, bahan baku yang digunakan yakni kayu gabus telah sulit dijumpai, sehingga untuk mendapatkan harus dusun itu pun di jual dengan harga mahal.
“Saat ini sudah sulit mencari bahan, jadi tidak jarang di temui pedangan lain menggunakan miniatur berbahan kardus,” tegasnya.
Telok Abang, tradisi unik di Kota Palembang, yang hanya ada menjelang HUT Kemerdekaan RI.-Indra-
BACA JUGA:Begini, Asal Usul Lomba Panjat Pinang yang Selalu Ada Saat Perayaan 17 Agustus
Tradisi telok abang sudah ada sejak zaman dulu ada di Palembang. Awal mulanya tradisi ini merupakan menyamut ulang tahun Ratu Belanda Wilhelmina.
Setelah Indonesia merdeka tradisi ini pun berubah menjadi simbol perlawanan dan kebebasanya dari penjajahan. Adapun warna merah pada kulit telur mengartikan keberanian.
Meskin penjual Telok Abang tidak sebanyak dahulu tradisi ini masih bertahan sampai saat ini di Kota Palembang sebangai menyambut hari kemerdekaan RI.(*)