TERKUAK! Panji Gumilang Nodai Pemilu 2004, Pemilih 5000 Bengkak 24.843 Suara

Jumat 28-07-2023,05:09 WIB
Reporter : RF
Editor : Zeri

TERKUAK! Panji Gumilang Nodai Pemilu 2004, Pemilih 5000 Bengkak 24.843 Suara

SUMEKS.CO - Panji Gumilang dan Al Zaytun pernah memberikan sejarah kelam pada pemilu 2004. Perhelatan pemilihan langsung pertama digelar, setelah refomasi. 

Pemilu dinodai dengan pengerahan massa ke Al Zaytun, untuk memenangkan salah satu pasangan calon presiden. Noda Al Zaytun itu bermula terjadi perbedaan antara pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2004.

Pada pemilu legislatif pemilih di Al Zaytun hanya 5.000 pemilih. Tetapi saat pendaftaran pilpres, membengkak menjadi 13.000 pemilih. Saat hari pencoblosan membengkak lagi menjadi 24.843 pemilih.

BACA JUGA:30 Saksi Sudah Diperiksa Polisi, Hari Ini Panji Gumilang Tak Hadir Panggilan Penyidik Polri Sebab Sedang Sakit

Anehnya, 99 persen pemilih itu memilih pasangan capres-cawapres Wiranto-Wahid. Tentu saja KPU turun tangan, dan disimpulkan terjadi mobilisasi massa. KPU pun memutuskan pencoblosan ulang. 

Namun, hasilnya jauh berbeda. Hasil perhitungan KPU Jawa Barat hasilnya 0 atau tidak ada sama sekali yang memilih. 


Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang.--

Seperti biasa, Panji Gumilang membantah telah menodai pesta demokrasi itu. Namun, siaran pers Mabes TNI 2004, telah dicopot seorang perwira menengah (pamen), yang diduga terlibat pengerahan massa ke Al Zaytun. 

Peristiwa pemilu 2004 di Al Zaytun ini sangat diingat oleh anggota DPR RI, Ono Surono.

BACA JUGA:Lucunya Panji Gumilang, Tanah 448 Hektare di Batam Punya Negara Diklaim Milik Al Zaytun 

"Saat itu yang menangnya Partai Golkar di sana (Al Zaytun). Dan capresnya yang menang di sana, yaitu Pak Wiranto yang diusung oleh Golkar. Padahal presidennya Bu Mega," kata Ono. 

Ono mengatakan, salah jika ada tudingan Al Zaytun dibackup oleh pemerintah yang berkuasa. 

Kisah kelam pemilu 2004 tersebut, tidak membawa efek hukum apapun  kepada Panji Gumilang. Justru hingga puluhan tahun pasca pemilu yang dinodai Al Zaytun itu, nama Al Zaytun makin besar. 

Hal ini pula yang memicu keheranan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Apakah polemik Al Zaytun politisasi menjelang pemilu 2024? 

Kategori :