Yang tidak kalah penting, bila ada teror terhadap sopir angkutan batu bara, tentu saja berdampak pada pendistribusian batu bara. Imbasnya aktivitas perusahaan terhambat.
BACA JUGA:Museum Batubara Dipadati Pengunjung Luar Daerah
Akhirnya perusahaan akan melakukan efisiensi, dengan mengurangi tenaga kerja atau karyawan. Tentu hal ini harus diperhatikan juga.
"Karena ribuan orang menggantung hidup dari sektor batu bara ini. Bila teror terus dibiarkan, perusahaan menjadi tidak sehat. Ujungnya ya PHK besar-besaran. Siapa yang dirugikan, ya masyarakat kita sendiri," jelasnya.
Menurut Sigit, banyak warga lokal yang menggantungkan hidupnya di industri batu bara. Nah, ketika banyak pengangguran, bisa memberikan dampak sosial lainnya. Seperti tingginya angka kejahatan hingga perceraian.
Kiramin, menjadi korban pelemparan batu oleh orang tak dikenal, saat melintas di ruas jalan Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim, tepatnya di dekat RM Tirta Kencana – Bank BRI Desa Keban Agung.
BACA JUGA:Polres Muara Enim Amankan Mobil Boks Muatan Batubara Ilegal
Insiden pelemparan itu terjadi pada Selasa malam (18/7) sekitar pukul 23.30. Akibat insiden tersebut, mobil truk BE 9581 AV yang dikendarai mengalami kerusakan pada bagian kaca depan. Tak hanya itu, Kiramin juga mengalami luka memar pada bagian dada dan dagunya karena lemparan batu tersebut.