Gusdur mengaku, dirinya memang diminta oleh para Kyai untuk bicara soal Ponpes Al-Zaytun Indramayu. Namun, pada saat itu Gusdur mengatakan, tunggu saja tanggal mainnya, dimana Gusdur akan melakukan tindakan.
"Saya bilang nanti tunggu saja tanggal mainnya, Abu Toto itu tahu kok kalo ia sekarang tinggal menghitung hari," lanjutnya lagi.
Lantas, ketika ditanya tentang prediksinya tentang Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Gusdur mengaku, bahwa dirinya mempunyai muslim di RepublikaN. Lalu, Gusdur pun bercerita banyak tentang ramai-ramai umat NII KW9 berduyun-duyun jadi Tim Sukses di RepublikaN.
"Abu Toto itu lagi panen duit. Habis dapat dari Wiranto, balik kanan ke JK. Sekarang ke RepublikaN. Umatnya itu kaya sapi yang tercocok hidungnya, kaya bebek ngekor Mas’ulnya," tutupnya.
Sebelumnya, Gusdur juga pernah memprediksi tentang masa depan Ponpes Al-Zaytun Indramayu. Prediksi ini dilakukannya jauh sebelum Ponpes Al-Zaytun Indramayu terkenal, dan mengundang kontroversi seperti yang terjadi sekarang ini.
Dikutip dari hasil wawancara yang dilakukan Gusdur dengan tim repoter NII Crisis Center (NCC), Gusdur mengungkapkan, bahwa Ponpes Al-Zaytun Indramayu ini sebenarnya milik mantan Presiden RI, Soeharto.
"Itu punya Pak Harto," ujarnya.
BACA JUGA:BRUTAL! Tipu Orang Tua, Mencuri, Hingga Koordinator ART Curi Uang Majikan Demi Galang Dana Al Zaytun
Menurut Gusdur, Soeharto pada zaman dulu mempunyai obsesi At-tien dan Al-Zaytun. Soeharto juga sangat paham dengan apa yang dilakukan Abdusaalam Rasyidi Panji Gumilang, pimpinan Ponpes Al-Zaytun Indramayu.
"Pak Harto tahu semua yang dikerjakan si Panji Gumilang. Wong Abu Toto itu binaan ‘anak emasnya’ Ali Moertopo," sebutnya.
Gusdur juga mengungkapkan, bahwa Ponpes Al-Zaytun Indramayu tersebut sebenarnya merupakan proyek mercusuar. Kendati demikian, keberadaan Ponpes Al-Zaytun Indramayu ini sebenarnya tidak ada manfaatnya sama sekali terhadap bangsa Indonesia.
"Itu proyek mercusuar yang gak ada manfaatnya untuk bangsa," lanjutnya.
BACA JUGA:Connie Rahakundini Bakrie Tolak Jadi Nama Kapal Al Zaytun, Panji Gumilang Ngotot
Gusdur juga menyampaikan, bahwa Soeharto memiliki mimpi yang sangat besar terhadap Indonesia. Hanya saja, mimpi besarnya tersebut hingga saat ini tidak kesampaian.
"Pak Harto itu punya mimpi, tapi gak kesampaean. Ia yang memerintahkan Sa’adilah Mursyid mengirim sapi tapos ke Zaytun ditahun 1999," paparnya.