Sedikit pun, keduanya mengaku tidak ada niatan untuk melecehkan atau tidak menghargai budaya Indonesia terutama budaya Jawa.
“Kami sangat terima kasih juga karena telah diingatkan kembali untuk lebih memahami budaya tersebut,” tambahnya.
“Kami berjanji tidak akan mengulangi dan akan menjadi pembelajaran kami kedepannya,” lanjutnya.
“Kami memohon maaf juga pada untuk Keuskupan Agung Jakarta dan seluruh umat Katolik untuk berita pemberkatan hewan peliharaan yang disalahartikan oleh masyarakat,” kilahnya.
BACA JUGA:Heboh Penemuan Babi, Warganet Dibikin Gagal Fokus Suara Anjing di Galangan Kapal Milik Al-Zaytun
“Sebenarnya yang terjadi hanyalah pet blessing atau pemberkatan hewan yang seperti biasa dilakukan oleh gereja di tanggal 4 Oktober untuk peringatan tentang St Francisco de Assis. Sekian permohonan maaf,” tutupnya.
Sebelumnya, acara pernikahan anjing disomasi paguyuban penatacara Yogyakarta.
Adat Jawa yang adiluhung kok diaplikasikan pada binatang?
Ki Abeje Janoko, Ketua Persatuan Pembiwara Republik Indonesia atau PEPARI, sekaligus Ketua Paguyuban Panatacara Yogyakarta atau PPY menyampaikan somasinya
Video diunggah akun TikTok @Abeje Janoko.
“Atas nama organisasi yang berbandan hukum, kami mewakili kawan-kawan semuanya melakukan protes atau pun somasi,” tegasnya.
Atas viralnya pesta pernikahan anjing yang telan ratusan juta The Royal Wedding Jojo dan Luna yang tersebar di media YouTube.
BACA JUGA:Heboh Penemuan Babi, Warganet Dibikin Gagal Fokus Suara Anjing di Galangan Kapal Milik Al-Zaytun
“Maka pada kesempatan yang berbahagia ini kami dari PEPARI dan PPY menyampaikan sikap”.