“Apakah bisa kemudian merubah lama sekolah masyarakat yang notebenya di Indramayu?”
“Sekarang lama sekolahnya cuma 6 tahun lebih, lulus SD,” jelasnya.
“Nah pertanyaannya bagaimana masyarakat sekitarnya atau masyarakat penyangga di kecamatan penyangga, seperti kecamatan Kroya dan Gantar?”, ungkapnya.
“Faktanya juga ya sama tidak begitu mendongkrak,” cetusnya.
“Artinya, yang memang faktanya masyarakat sekitar juga jarang sekolah di Al Zaytun”.
“Artinya adanya lembaga pendidikan Al Zaytun itu secara fakta dan data memang tidak bermanfat bagi masyarakat sekitar”, tegasnya.
“Khususnya di kecamatan Kroya dan kecamatan Gantar”.
Yang kedua, di IPM juga indeks pembangunan manusia juga yang digarisbawahi indikatornya ada tiga.
“Yang kedua itu di bidang daya beli, alat ukur untuk mengukur IPM bidang daya beli adalah nilai tukar petani”.
“Bagaimana petani sekitar, atau masyarakat sekitar? Karena petani ini untuk mengikut IPM di sekitar desa”.
“Konon katanya Al Zaytun ini membawa peradaban baru, peradaban modern”.
“Yang petaniannya modern, seperti apa pertanian yang moderen itu di Al Zaytun itu?”
“Itu apakah begitu moderennya sehingga produksi yang biasa rata-rata di Indramayu cuma 6 ton, bisa 10 ton padinya?”