Intinya, sudah saatnya, lanjut Ki Sabdo Langit, Panji Gumilang banyak melakukan istirahat, dan membersamai umat ini agar mereka tetap istiqomah.
“Memegang teguh ajaran agamanya,” tegasnya.
“Jadi seandainya aku ini adalah Panii Gumilang ‘kan aku sudah punya segalanya di dunia ini,” ujar Ki Sabdo Langit berandai-andai.
Panji Gumilang sudah pernah merasakan semua kenikmatan yang ada di dunia ini.
“Baik kenikmatan yang benear maupun kenikmatan yang dosa,” urainya.
“Aku pernah ngerasa, sehingga saatnya aku umur sekian ini, saatnya aku tenang, saatnya aku damai, saatnya aku dipuncak yang terdekat dengan Tuhanku,” urai Ki Sabdo Langit .
“Saatnya aku dipuncak yang terdekat dengan umatku, maka kebahagiaan hidupku akan aku dapatkan di masa-masa tuaku ini,” cetusnya.
“Dan aku akan memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang tidak nyaman, yang merasa bosan terhadap kesesatan dan penyesatan yang aku lakukan, dan aku akan berhadapan dengan hukum negara ini,” ujar Ki Sabdo Langit lagi.
“Kalau aku memang dipersalahakan secara hukum negara. Aku akan menghadapinya, aku akan masuk penjara dengan tenang,” katanya.
“Dan aku akan hidup tenteram di dalam penjara. Sampai aku mati”.
“Sebagai sesama muslim itu memang diwajibkan untuk…saling nasehat menasehati di dalam hal-hal yang hak dan saling menasehati di dalam kesabaran,” urai Ki Sabdo Langit.
“Nah jadi gini, ketika ada orang yang menasehati, kita sebagai orang Islam sesama muslim yang dinasehati harus berterimakasih”.