Pertempuran pun akhirnya tak terhindarkan antara Syekh Subakir dengan Ki Semar. Selama 40 hari 40 malam keduanya terlibat pertempuran.
Namun selama pertempuran itu keduanya sama-sama kuat, sampai akhirnya Ki Semar menawarkan perundingan pada Syekh Subakir
Perundingan itu menghasilkan sebuah kesepakatan atau perjanjian yang terkenal dengan sebutan perjanjian sabdopalon.
Setelah Syekh Subakir menyampaikan maksud kedatangannya ke tanah Jawa guna menyebarkan ajaran Islam, Ki Semar memperbolehkannya dengan beberapa syarat.
Berikut empat perjanjian Sabdopalon:
1. Penyebaran agama Islam tidak boleh dilakukan dengan cara pemaksaan, apalagi dengan jalan peperangan.
Penyebaran Islam di tanah Jawa harus dilakukan dengan cara halus dan memberikan keleluasaan bagi penduduk Jawa. Untuk memilih masuk ke dalam agama Islam atau tetap meyakini kepercayaan sebelumnya.
4. Jangan sampai menghilangkan budaya Jawa.
3. Kerajaan Islam diperbolehkan berdiri di tanah Jawa tapi raja pertama haruslah anak campuran. Maksudnya orang tua sang raja memiliki campuran agama. Jika Bapak Hindu Ibu Islam sebaliknya jika Bapak Islam Ibu Hindu.
4. Tidak boleh mengubah orang Jawa menjadi orang yang kearab-araban.
Biarkanlah padi tetap ditanam di sawah dan kurma tetap ditanam di padang pasir.
Itulah hasil perundingan Sabdopalon antara Syekh Subakir dan Ki Semar. Semenjak saat itulah Islam mulai disebarkan hingga berlanjut ke zaman Wali Songo. *