Perjanjian Syekh Subakir dengan Sabdo Palon, Tak Mau Jadikan Orang Jawa Jadi Orang Arab

Perjanjian Syekh Subakir dengan Sabdo Palon, Tak Mau Jadikan Orang Jawa Jadi Orang Arab

Sabdo Palon terkenal karena adanya perjanjian dengan seorang ulama yang berasal dari Persia bernama Syekh Subakir.--

Perjanjian Syekh Subakir dengan Sabdo Palon, Tak Mau Jadikan Orang Jawa Menjadi Orang Arab

SUMEKS.CO - Sabdo Palon dikenal sebagai Sang Hyang Ismoyo Jati, lalu dikenal sebagai Ki Lurah Semar Bodronoyo. Namanya terkenal di zaman Majapahit. 

Nama Sabdo Palon, terkenal juga karena adanya perjanjian dengan seorang ulama yang berasal dari Persia. Sosok ulama tersebut bernama Syekh Subakir

Manusia Jawa sejak dari zaman para leluhur dahulu kala, meyakini bahwa ada sang maha kuasa yang bersifat "Tan Keno Kinoyo Ngopo". Namun, tak bisa digambarkan bagaimana keadaannya. 

BACA JUGA:Ramalan Sabdo Palon Pasca 500 Tahun Majapahit Runtuh: Nusantara Akan Terguncang Jatuh Pada Titik Terendah

Dikutip SUMEKS.CO dari unggahan akun Snack Video ClickTheButton, "Tan Keno Kinoyo Ngopo" ini merupakan pencipta segala-galanya, yakni, Bawono Agung dan Bawono Alit. 

Selain itu, "Tan Keno Kinoyo Ngopo" juga merupakan pencipta jagad besar dan jagad kecil. Kemudian, sosok ini juga menciptakan Alam semesta dan alam manusia. 


Sabdo Palon terkenal karena adanya perjanjian dengan seorang ulama yang berasal dari Persia bernama Syekh Subakir.--

Orang Jawa meyakini, sosok yang maha kuasa ini sangat dekat dengan manusia. Dia juga diyakini berprilaku sangat welas asih. Diyakini pula bahwa dia meliputi segala sesuatu yang ada.

Karena itu, masyarakat Jawa sangat menghormati alam sekelilingnya. Karena bagi mereka, semuanya mempunyai sukma. Ini adalah sebagai wakil dia yang maha kuasa. 

BACA JUGA:Indonesia Diisyaratkan Tak Baik-Baik Saja Hingga Tahun 2056, Sang Penguasa Tanah Jawa Sabdo Palon Tagih Janji

Jika masyarakat Jawa melakukan pemujaan kepada sang pencipta, mereka lambangkan dengan tempat yang suwung atau kosong. Namun, sejatinya berisi sang maha ada.

Maka dari itu, tempat pemujaan orang Jawa disebut sanggar pamujan. Di salah satu bagian dibuatlah sentong kosong yang merupakan tempat atau kamar kosong, untuk arah pemujaan.

Karena diyakini bahwa dimana ada tempat suwung, disitu ada yang maha berkuasa. Hal yang sama diungkapkan Syekh Subakir, bahwa agama Islam juga membawa ajaran itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: