Hajar Aswad, Batu Surga yang akan Bersaksi di Hari Kiamat
SUMEKS.CO - Hajar Aswad, diyakini dahulunya batu ini putih, dan merupakan batu yang berasal dari surga. Saat ini batu ini berwarna hitam, hingga dinamakan sebagai hajar berarti batu dan aswad berarti hitam.
Saat melaksanakan ibadah haji dan umrah, sebisa mungkin menyentuh dan mencium Hajar Aswad. Batu ini akan bersaksi di hari kiamat kelak. Sebagaimana dalam hadits,
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda mengenai Hajar Aswad, “Demi Allah, Allah akan mengutus batu tersebut pada hari kiamat dan ia memiliki dua mata yang bisa melihat, memiliki lisan yang bisa berbicara dan akan menjadi saksi bagi siapa yang benar-benar menyentuhnya.”
BACA JUGA:5 Waktu Ini Tidak Dianjurkan untuk Tidur, Jika Sering Dilakukan Bakal Berakibat Buruk
Banyaknya dosa manusia menyebabkan batu tersebut menjadi berwarna hitam. Rasulullah SAW menjelaskan, beliau bersabda,
Dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hajar Aswad turun dari surga, padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”.
Dari Ibnu RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Hajar aswad adalah batu dari surga. Batu tersebut lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyriklah yang membuatnya menjadi hitam.”
Tentu kita bertanya kenapa tidak menjadi putih lagi dengan kebaikan manusia dan tauhid orang-orang yang benar. Jawabannya adalah sebagaimana penjelasan Ibnu Hajar Al-Asqalani, bahwa Allah telah menetapkan hal ini meskipun Allah mampu mengubahnya.
BACA JUGA:Memahami Antara Sejarah Dan Fiksi Tentang Walisongo, Berikut Penjelasan Guru Gembul
“Sebagian orang yang menyimpang menentang hadits ini, mereka berkata: bagaimana bisa hitam karena kesalahan orang musyrik, tetapi tidak bisa menjadi putih kembali dengan ketaatan ahli tauhid?
Maka di jawab oleh Ibnu Quthaibah, jika saja Allah berkehendak, maka bisa saja akan tetapi Allah menetapkan bahwa warna hitam itu memberikan warna bukan terwarnai berkebalikan dengan warna putih”
Al-Muhibb At-Thabari menjelaskan bahwa ini agar menjadi pelajaran bagi manusia dan bias dilihat. Beliau berkata,
“Tetap putihnya warna batu adalah sebagai pelajaran, jika saja kesalahan pada batu menjadi keras maka lebih berbekas lagi pada hati.”