“Saya sangat berempati, warga setempat mau mendengarkan sehingga kendaraan diperbolehkan melintas lagi,” ucap Andi.
Ternyata, Aditya Mahdi Primandani, beberapa hari lagi akan melakukan lamaran dan tunangan dengan kekasihnya.
Andi juga sempat mendatangi rumah duka di Sidomulyo 1, RT 1, Jl Sentosa, Kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul.
Ayahnya, Supriadi menuturkan bahwa putra keduanya tersebut ketika kejadian baru pulang kerja dari PT Bukit Asam Kreatif (BAK).
BACA JUGA:Hantam Dump Truck Bermuatan Batu Bara di Lahat, Mobil Ambulans Bergambar Logo Partai NasDem Ringsek
“Dia kerja disana sejak lulus SMK Bukit Asam jadi langsung kerja, kurang lebih sudah lima tahun kerja,” ujarnya.
Aditya rencananya akan melakukan tunangan dengan kekasihnya pada Minggu ini (11/6).
“Keluarga sudah berkumpul dan siap-siap untuk acara tersebut. Tapi Tuhan berkata lain,” sesalnya.
Sekedar mengingatkan, tronton angkutan batu bara milik PT TAE nopol BG 8944 UK, melaju kencang dari arah Muara Enim menuju Tanjung Enim.
Tronton tanpa muatan yang disopiri Ferdinandus Gawe, tiba-tiba remnya blong saat melintas di Desa Lingga, sekitar pukul 19.00 WIB.
Dia menyeruduk dua sepeda motor yang ada di depannya. Yamaha Mio nopol BG 3870 OP dikendarai Yusuf Hadi (40), warga Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul. Lalu motor Yamaha V-Ixion R nopol BG 6414 DAI dikendarai Adityo Mahdi Primandani (22).
Aditya meninggal dunia, setelah dibawa ke RS Bukit Asam Medika. Warga kesal, menyetop semua kendaraan batu bara yang melintas. Sempat macet total beberapa jam.
Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi sampai turun ke lapangan, bersama para anggotanya.
BACA JUGA:Ditreskrimsus Polda Sumsel Amankan 120 Ton Batu Bara Ilegal dan 9 Tersangka di Jalinsum OKU
Warga baru tenang sekitar pukul 21.00 WIB dan mengizinkan truk batu bara melintas. Pukul 22.00 WIB kemacetan baru mulai terurai.