“Sehingga untuk bisa melaksanakan haji di zaman itu punya duit banyak saja tidak cukup”.
“Tapi juga harus memiliki kesiapan mental, badan yang sehat karena pejalanan untuk sampai ke taah suci itu rintanganya bentul-betul berat”.
“Sehingga orang yang berangkat haji itu belum tentu bisa sampai di tanah suci dengan selamat, dan orang yang telah sampai di tanah suci itu belum tentu bisa kembai ke tanah air dengan selamat juga”.
“Sehingga kisah-kisah orang yang melaksanakan haji di zaman dulu itu benar-benar menjadi cerita yang inspiratif, menarik dan penuh makna”.
“Sehingga disematkanlah gelar haji pada orang-orang yang telah benar-benar berhasil melaksanakan haji sebagai bentuk penghormatan. Kemudin gelar haji berdasarkan perspekstif kolonial ini adalah pendapat yang paling populer dan banyak diyakini”.
“Bahwa ternyata yang mempopulerkan gelar haji adalah pemerintah kolonial Belanda”.
“Pemerintahan kolonial Belanda itu mewajibkan setiap orang yang pulang berhaji untuk menggunakan gelar haji sebagai pertanda bahwa mereka pernah berhaji ke Makkah”.
Kenapa orang-orang ini harus ditantai karena kolonial Belanda memiliki ketakutakn tersendiri terhadap orang-orang yang pernah pergi berhaji.
“Mereka khawatr kalau orang-orang ini terpapar ideologi anti kolonialisme selama berada di tanah suci”.
“Karena memang di zaman dulu ada sebagian kecil orang kalau pergi berhaji itu tidak langsung pulang ke tanah air, tetapi melainkan menetap disana berbulan-bulan atau bahkan berahun-tahun untuk mendalami agama”.
Dan mereka tinggal di Makkah itu tidak memutup kemungkinan mereka berinteraksi dengan pemikir pembaruan di dunia Islam dan berinteraks dengan orang dari penjuru dunia yang kebetulan naik haji disana”.
Sehingga pemerintah kolonial takut ketika mereka kembali membawa paham baru, yaitu ideologi anti kolonialisme.