Dari narasinya juga diketahui, agama baru Baha'i disebut sebagai ajaran sesat yang man pernah terkena di negara Malaysia.
Dari video yang beredar tersebut, muncul pro dan kontra di media sosial mnyikapi Menang Yaqut Cholil Qoumas memberikan ucapa. Selamat kepada agama Baha'i.
Sederet kontroversipun muncul dari mulia masyarakat biasa, ormas, hingga politis yang menilai pidato Menang tersebut telah membuat gaduh.
Dikutip, dari laman Kemanag RI, Jumat 26 Mei 2023 bahwa hasil riset Balitbang Kemenag tahun 2014 (juga beberapa pihak lain), menyimpulkan Baha’i adalah suatu agama tersendiri dan bukan aliran dari suatu agama tertentu. Baha'i memiliki nabi, kitab, doktrin, dan ajaran tersendiri.
BACA JUGA:Kacau Gaes! Dugaan Penyimpangan Agama Ponpes Al Zaytun, Kemenag Jawa Barat Terkesan 'Cuci Tangan'
Kemenag mengklaim tidak ada yang salah dengan video Gus Yaqud tersebut, pro-kontra terjadi karena adanya kesalah pahaman dalam melihat eksistensi agama Baha'i
Yang kontra, umumnya memahami Baha’i sebagai bagian dari aliran dalam Islam, yang dianggap sesat dan menyimpang, atau dianggap agama yang belum diakui negara.
Tulisan ini mencoba menjawab beberapa kesalahpahaman yang muncul di masyarakat tersebut.
Menurut ajaran Baha’i, setiap orang beragama harus keluar dari ekslusivisme agama masing-masing, sehingga mampu melihat hakikat kebenaran Tuhan Yang Satu.
Setiap orang harus keluar dari rumahnya masing-masing, sehingga bisa melihat sinar matahari yang hakiki, tidak melalui kaca jendelanya. Atas dasar itu, ajaran Baha’i sering disebut memiliki prinsip kesatuan agama.
Baha’i memiliki 12 asas yang meliputi: Keesaan Tuhan, kesatuan agama, persatuan umat manusia, persamaan hak antara perempuan dan laki-laki, penghapusan prasangka buruk, perdamaian dunia.
Lalu kesesuaian agama dan ilmu pengetahuan, mencari kebenaran secara bebas, keperluan pendidikan universal, keperluan bahasa persatuan sedunia, tidak boleh campur tangan dalam politik, penghapusan kemiskinan dan kekayaan yang berlebihan.
Agama Baha’i ternyata juga memiliki peribadatan seperti puasa, sembahyang, dan doa, barangkali inilah yang sering disebut-sebut menyamai Islam. Ritual tersebut, meski memiliki persamaan, tapi dalam beberapa hal berbeda.
Meski ada kemiripan dengan Islam, seharusnya tidak menjadi masalah, bukankah banyak agama yang juga memiliki kesamaan, antara satu dengan lainnya?