PALEMBANG, SUMEKS.CO - Tidak dapat dipungkiri, perayaan tahun baru Imlek turut menjadi berkah dan rezeki tersendiri bagi para pedagang burung pipit.
Adalah tradisi melepaskan burung kembali ke alam. Dipercaya masyarakat keturunan Tionghoa dapat menghilangkan kesialan dan mendatangkan rezeki.
Salah satunya pedagang burung pipit di Kelenteng Dewi Kwan Im Kampung 10 Ulu, bernama Resmawi (47).
Pria asal Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan ini, satu-satunya penjual burung pipit di Kelenteng Dewi Kwan Im sejak puluhan tahun silam.
BACA JUGA:Ritual Puja Pelita di Vihara Dharmakirti Palembang, Ibadah Sambut Imlek
Dia mengaku, ribuan burung yang dia dapatkan dari pengepul di Daerah Jejawi OKI akan habis pada setiap perayaan Imlek.
"Berbeda dari hari biasanya, 20 ekor saja sudah untung-untungan," ujarnya diwawancarai Ahad 22 Januari 2023.
Dia mematok harga untuk satu ekor burung pipit yang dijual yakni Rp2500 perekornya. Biasanya dibeli saat perayaan Imlek oleh warga keturunan Tionghoa mulai dari 10 ekor hingga ratusan ekor untuk satu kali pelepasan burung.
Resmawi juga mengatakan, berjualan burung Pipit biasanya di Klenteng Dewi Kwan Im dimulai satu minggu sebelum perayaan Imlek. Dalam satu Minggu tersebut dia sudah memperoleh omset hingga jutaan rupiah.
BACA JUGA:Minuman Simpel untuk Rayakan Imlek, Dipercaya Membawa Keberuntungan
Menurutnya, perayaan Imlek tahun ini lebih ramai dibandingkan perayaan Imlek pada tahun-tahun sebelumnya. Mungkin dikarenakan pada tahun sebelumnya banyak warga Tionghoa merayakan Imlek secara sederhana karena kondisi Pandemi Covid-19.
Sementara Agnes, salah satu pembeli mengatakan pelepasan burung pipit itu dilakukan selepas ibadah. Kegiatan ini merupakan bentuk penebusan dosa.
"Pelepasan burung juga dilakukan sebagai simbol untuk membawa keberuntungan dan harapan supaya diberikan umur panjang serta kesehatan," ujarnya.
Agnes mengaku tradisi tersebut rutin ia lakukan setiap tahun ketika perayaan Imlek. (*)