PALEMBANG, SUMEKS.CO - Sudah hampir dua tahun, terdakwa bandar 4 kilogram (Kg) sabu-sabu bernama Joko Zulkarnain belum juga diketahui keberadaannya.
Terdakwa Joko Zulkarnain nekat kabur dan dinyatakan buron saat menjalani perawatan kesehatan di RS Bhayangkara M Hasan Palembang tahun 2021 silam.
Saat itu, terdakwa Joko Zulkarnain mengajukan izin berobat karena mengaku sesak nafas saat masih menjalani sidang pemeriksaan perkara bersama terdakwa lainnya, termasuk terdakwa Doni SH mantan anggota DPRD Kota Palembang.
Hal tersebut masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) dari pihak Kejaksaan, untuk mencari keberadaan terdakwa Joko Zulkarnain.
BACA JUGA:Kejar Buronan Pembunuh Pelajar SMP, Polres Musi Rawas Bikin Sayembara Berhadiah Rp 5 Juta
Meski begitu, Asisten Pidana Umum Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel, Sutikno SH MH tegaskan hingga saat ini masih dilakukan upaya pencarian terdakwa Joko Zulkarnain yang telah ditetapkan Daftar Pencarian Orang (DPO).
"Kita masih terus melakukan upaya pencarian sampai terdakwa Joko Zulkarnain tertangkap," tegas Sutikno dikonfirmasi Senin 2 Januari 2023.
Diterangkannya, upaya pencarian terhadap terdakwa Joko Zulkarnain dilakukan dengan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik tim Tangkap Buron Kejaksaan hingga berkoordinasi dengan pihak Kepolisian.
Dia juga meminta kepada masyarakat serta media, jika mengetahui adanya informasi keberadaan terdakwa Joko Zulkarnain untuk segera memberitahukan kepada tim penyidik Kejaksaan ataupun Kepolisian.
BACA JUGA:Buronan Kasus Pembakaran Rumah di Jember Ditangkap di Sumsel
Dia juga berpesan, agar terdakwa Joko Zulkarnain untuk segera menyerahkan diri saja jika tidak ingin sesuatu hal terjadi pada dirinya.
"Karena tidak ada tempat bagi pelaku tindak pidana untuk bersembunyi," tandasnya.
Untuk diketahui, Joko Zulkarnain ditangkap oleh anggota BNN Provinsi Sumsel bersama dengan lima tersangka lainnya yakni Doni SH, Alamsyah, Ahmad Najmi, Ermawan, Mulyadi serta Yati Suherman.
Bahkan, untuk lima tersangka lainnya tersebut telah divonis pidana oleh hakim PN Palembang, masing-masing dengan hukuman mati.
BACA JUGA:Tiba di Kejati Sumsel, Buronan Kasus Dugaan Korupsi Dana Desa di Lahat Pilih Bungkam