PALEMBANG, SUMEKS.CO - Kampung Tuan Kentang, yang terletak di Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Jakabaring, Kota Palembang, memiliki keistimewaan tersendiri.
Sebagian besar warganya hidup sebagai pengrajin kain tradisional Palembang, seperti Songket, Blongsong, Tajung, dan Jumputan.
Mengapa kampung ini bernama Tuan Kentang? Ternyata ada cerita yang hingga kini dipercaya sebagian warga kenapa diberi nama Kampung Tuan Kentang.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun SUMEKS.CO, Tuan Kentang adalah sebutan untuk seorang Kyai atau ulama dari Timur Tengah.
Ulama tersebut datang ke Kota Palembang dan bermukim di wilayah Seberang Ulu I, tepatnya di tepian Sungai Musi. Peristiwa itu terjadi ratusan tahun silam.
Selama bermukim disana, Tuan Kentang, banyak mengabdikan hidupnya untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat. Jasa-jasanya sangat di kenal masyarakat yang ada di sekitarnya.
Versi lain ada juga yang menyebutkan, bahwa Tuan Kentang, selain sebagai ulama terkenal juga merupakan saudagar yang punya bisnis besar di sepanjang Muara Sungai Ogan, Palembang.
Masyarakat sekitar menyebut nama asli Tuan Kentang, adalah Hamzah Kuncit.
Hingga menjelang akhir hayatnya, Tuan Kentang meminta agar dikebumikan disekitar wilayah tersebut.
Makamnya oleh sebagai masyarakat dianggap sebagai makam keramat yang dihormati dan dijaga oleh warga yang perlahan-lahan memadati daerah Muara Ogan.
Nama Hamzah Kuncit juga dijadikan nama salah satu jalan di Kelurahan 15 Ulu, Palembang.
Menurut cerita, konon makam Tuan Kentang memiliki panjang 4 meter yang terletak di Jl Hamzah Kuncit.
BACA JUGA:Hary Tanoesoedibjo Lantik Letjen (Purn) Ali Hamdan Bogra Pimpin Partai Perindo Papua Barat Daya