PALEMBANG, SUMEKS.CO – Sholat Dhuha, merupakan salah satu sholat sunah yang mempunyai banyak keutamaannya.
Sholat ini dikerjakan sebanyak dua rakaat, pada waktu yang sudah ditentukan.
Dhuha berasal dari kata ad-Dhahwu yang berarti siang hari yang mulai memanas.
Menurut ulama ahli fiqh, Dhuha artinya ”Waktu ketika matahari mulai meninggi sampai datangnya zawal (tergelincirnya matahari).” (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 27/221).
BACA JUGA:Peringatan Bagi yang Suka Melakukan Body Shaming, Begini Hukumnya Dalam Islam
Waktu Sholat Dhuha
Sebagaian ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa waktu mulainya shalat dhuha adalah tepat setelah terbitnya matahari. Namun dianjurkan untuk menundanya sampai matahari setinggi tombak.
Pendapat ini diriwayatkan An Nawawi dalam kitab Ar-Raudhah.
Sebagian ulama syafi’iyah lainnya berpendapat bahwa shalat Dhuha dimulai ketika matahari sudah setinggi kurang lebih satu tombak. Pendapat ini ditegaskan oleh Ar Rofi’i dan Ibn Rif’ah.
Demikian yang menjadi pendapat Imam Abu Syuja’ dalam matan At-Taqrib, ketika beliau menjelaskan waktu-waktu yang terlarang untuk shalat.
BACA JUGA:Masjid H Bajumi Wahab, Jadi Lokasi Favorit Foto Prewedding Kawula Muda di Ogan Ilir
Hal yang sama juga menjadi pendapat Imam Al-Albani. Beliau ditanya tentang berapakah jarak satu tombak.
Beliau menjawab: “Satu tombak adalah 2 meter menurut standar ukuran sekarang.” (Mausu’ah Fiqhiyah Muyassarah, 2/167).
Sebagian ulama’ menjelaskan, jika diukur dengan waktu maka matahari pada posisi setinggi satu tombak kurang lebih 15 menit setelah terbit.
Waktu Akhir Shalat Dhuha