Dalam pendidikan, kita juga kadang perlu mengetahui apakah sebuah model pembelajaran benar dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak. Kita harus meyakini terlebih dahulu bahwa suatu model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kita mempercayainya agar asumsi kita ini bernilai setidaknya untuk kita teliti.
BACA JUGA:Budayawan Ridwan Saidi Alami Pembuluh Darah Pecah, Dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro
Kalau tidak bernilai untuk apa kita teliti? Seperti itu analoginya. Untuk membuktikannya dapat dengan cara melakukan penelitian atau melakukan meta-analisis penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti dan mempercayai apapun hasilnya.
Apabila semua data sudah kita dapatkan, kita membuat interpretasi terhadap data-data tersebut kemudian kita menarik sebuah kesimpulan, maka kita sudah dalam kegiatan membentuk sebuah pengetahuan.
Dalam materi matematika sekolah yaitu materi logika, untuk menentukan sesuatu itu benar dapat diketahui melalui penentuan nilai kebenaran suatu yang diuji dengan memberikan nilai benar atau salah.
Kita dapat menyusunnya dalam tabel kebenaran dan dengan dibantu silogisme kita dapat menyimpulkan sesuatu itu benar atau salah.
BACA JUGA:Ranking Antipiretik
Dalam tulisan ini, saya ingin membahas nilai dari suatu asumsi. Tidak sedikit mahasiswa yang seperti hilang arah saat mengerjakan skripsi karena mahasiswa tidak paham tentang nilai dan esensi yang akan ditelitinya.
Padahal suatu hal atau asumsi memiliki dua buah nilai pada kondisi yang berbeda. Suatu hal dapat memiliki dua nilai yaitu nilai instrumental dan nilai non-instrumental.
Dalam rangka membentuk pengetahuan, mahasiswa harus yakin terhadap hal yang akan diteliti dan mempercayai bahwa yang ia yakini tersebut benar.
Nah nilai instumental dan nilai non-instrumental itu digunakan di sini. Esensi dari suatu penelitian akan dapat ditarik kalau mahasiswa paham apa yang akan diteliti dan membedakan nilai instrumen ataupun non-instrumen topik yang akan ditelitinya.
Kadang mahasiswa juga kesulitan untuk menemukan ide atau mencari topik yang akan diteliti karena tidak dapat membedakan nilai intrumental dan non intrumental dari topik yang diteliti.
Nilai instrumental dapat diartikan sebagai nilai yang dimiliki oleh sesuatu karena fungsi atau kemampuannya dalam mencapai suatu tujuan awal dari sesuatu tersebut diciptakan.
Contohnya adalah sisir yang dibuat untuk menata rambut agar terlihat rapi. Saya yakin semua tahu dengan sisir dan cara menggunakannya.
Nilai yang dimiliki oleh sisir karena fungsi awalnya memang untuk menyisir inilah yag disebut nilai instrumental dari sisir.