KAYUAGUNG, SUMEKS. CO - Klaim lahan SMK Negeri 3 Kayuagung oleh ahli waris H. Jalil yang sempat menutup akses jalan menuju sekolah, menjadi atensi khusus aparat kepolisian. Kini areal SMK Negeri 3 Kayuagung dijaga oleh anggota Polisi PoIres Ogan Komering Ilir (OKI) dan Sat Pol PP OKI untuk mengantisipasi terulangnya penutupan jalan oleh pihak ahli waris H. Jalil.
"Iya benar sudah beberapa hari ini anggota Polisi dan Pol PP berjaga-jaga di sekitar sekolah dan akses jalan menuju rumah warga juga," kata Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Kayuagung, Nazori, S.Ag, MPd kepada SUMEKS. CO, Jumat 11 November 2022.
Dia menjelaskan, anggota Polisi dan Sat Pol PP ini berjaga-jaga setelah pihak ahli waris H Jalil yang mengklaim bahwa tanah sekolah ini miliknya kembali meletakkan material bahan bangunan berupa pasir dan batu bata dan berencana menuju kembali akses menuju ke sekolah.
"Bahan material pasir diletakkan di tengah jalan akses menuju sekolah sehingga jelas untuk untuk kendaraan mobil tidak bisa melintas. Hanya sepeda motor saja dan berjalan kaki yang bisa," jelasnya.
Maka lanjut dia, adanya material bahan itu jelas menggangu aktivitas anak-anak sekolah dan warga menuju sekolah dan rumah. Sehingga pada Selasa 8 November 2022 lalu, bahan material itu disingkirkan oleh Pol PP.
"Agar jangan terulang lagi ahli waris meletakkan material yang dapat mengganggu aktivitas anak-anak ke sekolah. Jadi anggota Polisi berjaga-jaga sejak pagi dan juga pol PP. Demi kenyamanan anak-anak menuju sekolah," kata Nazori.
Dikatakan Nazori, sebelumnya ahli waris telah menutup akses menuju sekolah sejak tiga bulan dengan menggunakan seng dan kayu. Sehingga membuat guru dan anak-anak sekolah memanjat pagar.
Kemudian oleh pemerintah Kabupaten OKI melalui Sat Pol PP Provinsi Sumsel dan Pol PP Kabupaten akhirnya pagar yang menutup itu dibongkar paksa. Tak lama berselang pihak ahli waris kembali menggangu aktivitas anak-anak dan warga menuju sekolah dan rumah dengan meletakkan material pasir dan batu bata sebanyak tiga titik.
Nazori menungkapkan, pihaknya sangat mengharapkan masalah ini segera selesai dengan damai. Dengan alasan berdampak dengan SMK Negeri 3 ini yakni kegiatan belajar mengajar menjadi tidak nyaman untuk menuju sekolah.
"Tahun ini saja jumlah siswa baru menurun karena bersengketa yakni menerima siswa 90 siswa sedangkan siswa yang lulus ada sebanyak 132 siswa. Bisa saja di tahun depan kembali berkurang jumlah siswa kalau masih bersengketa seperti ini," ungkapnya.
Nazori menambahkan, saat ini anak-anak telah masuk sekolah kembali, karena akses ditutup kemarin itu sempat belajar daring cukup lama.
"Kami kasihan dengan para siswa-siswi yang sekolah ini kalau masih bersengketa ini jelas tidak nyaman dan begitu juga dengan keberlangsungan sekolah ini ke depannya," demikian Nazori. (*)