“Allaahumma Innii As aluka Khairahaa Wa Khaira Maa Fiihaa Wa Khaira Maa Ursilat Bih Wa `A ’Uudzu Bika Min Syarrihaa Wa Syarri Maa Fiihaa Wa Syarri Maa Ursilat Bih”
Artinya:
Ya Allah, aku meminta kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada padanya, dan kebaikan yang ia diutus untuk membawanya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan angin ini, kejelekan yang ada padanya, dan kejelekan yang ia diutus untuk membawanya. (HR. Muslim no. 899, dari Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anhaa)
Disunnahkan seusai hujan turun membaca:
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ
“Muthirnaa Bi Fadhlillaahi Wa Rahmatih"
Artinya:
Kami telah diberi hujan dengan karunia Allah (semata) dan rahmat-Nya. (HR. Bukhari no. 1038 dan Muslim no. 7, dari sahabat Zaid bin Khalid al-Juhani radhiyallahu 'anhu).
BACA JUGA:Suami Wajib Melakukan Ini Kepada Istrinya, Jangan Sampai Dilupakan
Dzikir Ketika Mendengar Suara Petir
Apabila sahabat Abdullah bin Zubair radhiyallahu 'anhumaa mendengar petir, beliau mengucapkan,
سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلآئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ
"Subhaanalladzii Yusabbihurra'du Bihamdihii wal Malaaikatu min Khiifatih"
Artinya:
Mahasuci Allah yang telah menjadikan petir itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat, karena takut kepada-Nya. (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. 723. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Adab al-Mufrad no. 556).
Atau bisa memilih bacaan yang lebih pendek sebagaimana dalam riwayat berikut: