“Yang lain itu Yoshua sejak tanggal 7 sampai tanggal 8 sejak dari Magelang sampai Jakarta masih satu rumah dengan PC. Ya kan?” katanya.
“Korban yang punya lebih kuasa masih bisa tinggal satu rumah dengan terduga pelaku. Ini juga ganjil, janggal,” katanya.
“Lain lagi J masih dibawa oleh ibu PC ke rumah Saguling. Kan dari Magelang ke rumah Saguling,” ujar dia.
Edwin mengatakan, semua kejanggalan tergambar dalam rekonstruksi kasus yang digelar oleh Tim Khusus Polri. LPSK, Komnas HAM dan Kompolnas turut mengawasi jalannya rekonstruksi.
Namun, sebenarnya keganjilan atau kejanggalannya ada tujuh poin. Namun Edwin hanya mau membeberkan enam poin saja.
“Tapi yang ketujuh saya enggak mau sebutkan dulu karena belum dibuka oleh penyidik. Nanti kalau sudah dibuka oleh penyidik saya tambahkan,” ujarnya sehingga LPSK meragukan dugaan pelecehan Putri di Magelang ini.
Edwin mengungkapkan, seharusnya yang ditelusuri lebih dalam penyebab Ferdy Sambo marah dan nekat merencanakan pembunuhan Brigadir Joshua.
“Kalau pertanyaan mau diperdalam lebih jauh apa yang menyebabkan FS menjadi marah atau emosi,” ungkap Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu. (ikror/net)