SUMEKS, CO - JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memandang komunikasi eksternal dapat mempengaruhi pelaksanaan program 2023. Untuk itu SKK Migas menggelar Lokakarya Kehumasan SKK Migas – KKKS Tahun 2022 dengan mengundang beberapa narasumber.
“Hubungan dan komunikasi yang baik dengan pemangku kepentingan dibutuhkan. Humas harus punya kemampuan menyuarakan potensi migas Indonesia serta menjualnya kepada para investor juga menjadi poin penting dalam kondisi saat ini,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat membuka acara Lokakarya Kehumasan SKK Migas – KKKS 2022, (05/08).
Lokakarya Kehumasan menghadirkan beberapa narasumber yakni Head of Departement for Politics and Social Change, Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, VP of Corporate Communication Tokopedia, Nuraini Razak, dan Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho.
Apalagi lanjut Dwi, untuk mewujudkan visi hulu migas yakni produksi 1 juta BOPD (barel minyak per hari) dan 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) gas pada tahun 2030, industri hulu migas tidak dapat berjalan sendiri, tentunya dibutuhkan bantuan serta komitmen dari para pemangku kepentingan yang terlibat untuk dapat mewujudkan hal tersebut.
Dirinya berharap insan kehumasan SKK Migas – KKKS dapat menjadi garda terdepan untuk menjembatani kepentingan hulu migas dengan para pemangku kepentingan serta menyuarakan hal-hal positif terkait kondisi hulu migas Indonesia.
“Baru-baru ini kita mendapatkan kabar gembira atas potensi giant discovery dari Sumur Timpan-1 WK (Wilayah Kerja) Andaman II, itu menunjukkan bahwa potensi cadangan migas Indonesia masih sangat bagus, ini harus lebih disuarakan agar kedepannya akan banyak masuk investasi di hulu migas Indonesia,” ujarnya.
SKK Migas bersama KKKS dalam kegiatan tersebut telah menyepakati 15 program bersama yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2023. Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi Mohammad Kemal menyampaikan program-program kerja yang telah disepakati bersama agar dapat dieksekusi secara serius sehingga harapan-harapan untuk mendapatkan bantuan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai visi 2030 dapat terlaksana dengan baik.
“Selain kolaborasi antara SKK Migas dengan KKKS, kedepan industri ini akan berkolaborasi dengan industri lain dalam hal pelaksanaan program komunikasi. Ini menunjukkan hulu migas bukan lagi industri yang bersifat ekslusif, perlu kerjasama dan koordinasi dengan pihak lain untuk dapat mewujudkan ketahanan energi nasional,” kata Kemal.
Wisnu Nugroho, salah satu narasumber menilai, industri hulu migas jelas sangat strategis bagi Indonesia terutama beberapa waktu ini saat harga minyak dunia melambung tinggi sehingga dampaknya terasa kepada masyarakat luas.
Namun demikian, dirinya merasa insan kehumasan hulu migas masih kurang mampu menjelaskan bagaimana strategi industri ini sebagai salah satu industri strategis.
“Saya berpikir teman-teman di hulu migas itu adalah orang-orang yang bekerja dalam senyap namun manfaatnya terasa. Sayangnya, masih belum tersampaikan pesannya. Betapa pentingnya industri ini untuk bisa mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan,” ucap Wisnu.(ril/wi2k)