SUMEKS.CO, LUBUKLINGGAU - Sopir angkot dan tukang ojek di Lubuklinggau, Sumsel, keluhkan sulitnya mendapat bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.
Ayub, sopir angkot jurusan Pasar Impres Lubuklinggau – Tugumulyo, mengatakan untuk mendapatkan Pertalite harus antri panjang. Menghabiskan waktu berjam-jam.
"Kami kalau belum dapat penumpang tidak berangkat. Tidak lagi keliling mencari penumpang, agar menghemat bahan bakar," katanya saat menunggu penumpang di Simpang Pasar Inpres Lubuklinggau, Kamis (4/8).
"Minimal ada dua atau tiga penumpang dulu. Baru bisa berangkat," tambahnya.
BACA JUGA:Lubuklinggau Kekurangan Dokter Spesilis
Ayub juga mengeluh soal wacana penerapan aplikasi MyPertamina untuk mendapatkan BBM subsidi.
Dikaunyinya, penerapan pemakaian Aplikasi MyPertamina, bakal menyusahkan sopir angkot. Sebab hanya sebagian kecil sopir angkot yang mengunakan HP android.
"Dari ratusan sopir angkot, paling sekitar sekitar 10 orang yang pakai HP android. Kami hanya pakai HP seperti ini," kata Ayub sambil menunjukan poselnya yang hanya bisa menelpon dan SMS.
Keluhan yang sama, juga diungkap salah satu tukang ojek, Tamrin (57), warga Kupang, Lubuklinggau Selatan I, Kota Lubuklinggau.
Tamrin kesiangan untuk narik ojek, karena harus antri BBM terlebih dahulu. Sementara pagi hari di SPBU belum tersedia Pertalite.
BACA JUGA:Puncak Musim Durian di Lubuklinggau Diperkiralan Awal Agustus
"Pagi-pagi masih kosong. Pertalite masih dalam pengiriman," kata Tamrin, saat ditemui di Simpang Pasar Impres Lubuklinggau.
Dia mengaku belum ada penglaris, sebab saat penumpang pelajar berangkat sekolah, dirinya belum bisa narik penumpang, karena motor belum ada bahan bakar.
Dia mengatakan, sekitar 10 SPBU di Lubuklinggau, kondisinya sama. Antri panjang, Pertalite, cepat habis.
"Malam tidak bisa isi Pertalite karena sudah habis di SPBU. Bahkan kadang pukul dua siang sudah habis," katanya.(Lid)