BACA JUGA:Sehari Sebelum Kematian, Brigadir J Curhat Soal Ancaman
"Baik. Kalau memang bapak menginginkan akan kami sampaikan. Tapi kami memang agak sedikit bagaimana gitu menyampaikan ini di depan banyak orang terkait kronologis fakta kejadian. Seperti yang disampaikan kepada Reza dan saya. Bahwa di TKP itu ada teriakan. Panggil Ricky ehh Richard tolong. Dan Ricky Richard pertama datang turun ke bawah tangga. Ketemu sama almarhum yang keluar dari kamar dengan menenteng senjata. Ada apa bang, begitu pertanyaannya. Dan almarhum langsung mengacungkan senjata. Kebetulan si Richard ini memegang senjata juga. Begitu ditembak dia langsung mengelak dan terjadilah tembak menembak. Itu yang kami dengar untuk kronologis fakta sementara di TKP. Dan dari Polres Jakarta Selatan datang dan dokter untuk dilakukan otopsi. Itulah kronologis awal di TKP," jelas Leonardo dalam tayangan video tersebut.
Mendengar penjelasan itu, Samuel Hutabarat tampak penasaran. Dia pun kembali bertanya kepada Leonardo.
"Ibu Sambo itu yang menjerit minta tolong itu," tanya Samuel. "Iya ibu Putri. Saya tidak tahu Ibu Sambo atau siapa. Tapi Ibu Putri seperti itu. Karena saya tidak berkompeten untuk menyampaikan itu siapa. Tapi, itulah yang sama seperti disampaikan kepada Reza dan saya," tutur Leonardo.
Seperti diberitakan, aksi baku tembak yang terjadi di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo terus diselidiki.
Informasi yang dihimpun tim penyelidik, insiden penembakan terjadi karena Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J diduga melecehkan istri Ferdy Sambo. Yaitu Putri Candrawathi.
Yosua disebut masuk ke kamar istri Ferdy Sambo dan menodongkan pistol.
"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan menodongkan senjata,” kata Karopenmas Div Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Jakarta, Senin 11 Juli 2022.
Melihat kehadiran Brigadir Nopransyah Yosua Hutabarat di dalam kamarnya, istri Ferdy Sambo berteriak histeris.
Teriakan istri Ferdy Sambo itu didengar oleh Bharada E yang saat itu berada di lantai 2. Dia pun berlari turun ke lantai 1 dan menuju ke arah kamar pribadi komandannya.
Melihat kedatangan Bharada E, Brigadir Yosua menegurnya. Karena panik, Yosua langsung menodongkan senjata dan menembak Bharada E.
"Dia pun menghindar. Bharada E pun membalas menembak. Tembakannya mengenai sasaran dan menewaskan Brigadir J," papar Ramadhan.
Saat peristiwa itu terjadi, Ferdy Sambo tidak ada di rumah. Dia tengah menjalani tes PCR.
Dari hasil olah TKP, Brigadir Yosua melepaskan tembakan sebanyak 7 kali. Sedangkan Bharada E membalas tembakan 5 kali.
Ferdy Sambo mengetahui peristiwa itu setelah ditelepon oleh istrinya yang berteriak histeris. Mendengar teriakan istrinya, Ferdy Sambo langsung bergegas menuju kediamannya di kawasan Duren Tiga Jakarta Selatan.
"Begitu sampai di rumah Kadiv Propam mendapati Brigadir J sudah dalam kondisi meninggal dunia," tutur Ramadhan.