Mukjizat, Al Fatih Selamat 3 Hari Tertimbun Bangunan Ponpes Al khoziny, Ternyata Ini Amalan Orang Tua Santri

Doa dan amalan tulus ayah menembus langit. Al Fatih Cakra Buana selamat dari maut setelah 3 hari tertimbun reruntuhan pondok pesantren Al Khoziny Sidoardjo--
Bangunan musala empat lantai itu runtuh, menyisakan debu, jeritan, dan doa yang bersahutan. Di tengah kegelapan, nama Al Fatih Cakra Buana tak kunjung ditemukan.
Tim SAR terus menyisir lokasi. Hari demi hari berlalu, harapan dan kecemasan bercampur menjadi satu. Namun di balik keputusasaan itu, kedua orang tua Al Fatih tidak berhenti berdoa.
Selama tiga hari penuh, sang ibu dan ayah tidak makan. Mereka menunggu di tenda posko pengungsian, menengadahkan tangan dan menitikkan air mata, memohon kepada Allah agar putra tunggal mereka diberi keselamatan.
“Sepanjang penantian kabar dari tim SAR, ibu dan ayahnya tidak makan, dan terus mengamalkan Sholawat Al Fatih serta membaca Surah Al Kahfi,” tulis kesaksian akun yang sama.
Doa mereka terbang ke langit bersama linangan air mata. Dalam setiap ayat yang dibaca, terselip kepasrahan total kepada Sang Pencipta.
Doa yang Menembus Langit. Sang ayah, yang dikenal sabar dan bersahaja, disebut terus berdoa dengan penuh kepasrahan. Dalam doanya, ia bahkan mengorbankan segalanya untuk keselamatan sang anak.
“Ya Allah… selamatkan anak saya, Al Fatih. Saya punya pondok, saya tidak minta bayaran, miskinkan saya selamanya pun tak apa. Saya hanya minta, selamatkan anak saya,” ucapnya dalam doa yang dikutip dari akun Instagram @rafikadiana12.
Doa yang begitu tulus itu menjadi saksi betapa kuatnya cinta seorang ayah. Ia rela kehilangan segalanya harta, kedudukan, bahkan masa depan asal putranya diselamatkan. Dan mukjizat dari Sang Pencipta pun datang.
Nur Cahaya Penyelamat dari Balik Reruntuhan. Di hari ketiga pencarian, tim SAR menemukan tanda kehidupan di balik tumpukan puing.
Mereka memanggil, menggali, dan akhirnya menemukan Al Fatih hidup, tanpa luka serius, hanya lecet di beberapa bagian tubuhnya.
Tubuhnya memang tertimbun pasir, namun bagian kepalanya terlindung oleh lembaran seng. Lembaran itu, yang bagi orang lain mungkin hanyalah potongan logam biasa, justru menjadi perisai yang menyelamatkan nyawanya.
“Seluruh badan Al Fatih terkubur pasir, sementara bagian kepala tertutup seng yang justru melindunginya... MasyaAllah,” tulis sumber kisah tersebut.
Ketika ia sadar, Al Fatih menceritakan bahwa selama tiga hari dalam kegelapan itu, ia seperti tertidur lelap. Saat terbangun, ia melihat seberkas cahaya (Nur) yang menembus reruntuhan tanda bahwa pertolongan Allah benar-benar nyata.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: