HEBOH Kabar Tentang Fenomena Gerhana Matahari Total 2 Agustus, Cek Faktanya

PALEMBANG, SUMEKS.CO,- Fenomena gerhana matahari total kembali menyita perhatian publik, terutama warganet yang ramai membicarakannya di media sosial menjelang tanggal 2 Agustus.

Banyak yang bertanya-tanya, benarkah akan ada gerhana matahari total pada tanggal tersebut tahun ini? Di mana lokasi terbaik untuk menyaksikannya? Dan bagaimana cara mengamatinya dengan aman?

Gerhana matahari memang selalu menjadi magnet perhatian. Kejadian langit yang satu ini tergolong langka, dan ketika terjadi secara total saat bulan sepenuhnya menutupi matahari pengamat dapat menyaksikan korona matahari, bagian atmosfer luar matahari yang biasanya tidak terlihat dengan mata telanjang.

Namun, sebelum terburu-buru mencari kacamata pelindung dan menentukan lokasi pengamatan, penting untuk memeriksa ulang fakta-fakta ilmiah yang mendasari informasi yang dirangkum dari berbagai sumber 2 Agustus 2025:

BACA JUGA:Gerhana Matahari Cincin Hingga Hujan Meteor, Bakal Terjadi di Bulan Oktober 2024, Yuk Dicatat Tanggalnya!

BACA JUGA:GAWAT! Gerhana Matahari Akhir Ramadan 2024 Bikin Bumi Gelap Selama 3 Hari, Mirip Dukhan Tanda Kiamat?

- Bukan Tahun Ini, Tapi 2027

Mengacu pada data resmi dari NASA serta pakar astronomi ternama Fred Espenak, gerhana matahari total memang akan terjadi pada tanggal 2 Agustus tetapi bukan pada tahun 2025 seperti yang banyak beredar. Tanggal pasti yang benar adalah 2 Agustus 2027.

Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang menyatakan bahwa tidak akan ada gerhana matahari total di tahun 2025.

Ilustrasi Gerhana Matahari--

Informasi yang viral di media sosial merupakan bentuk kesalahpahaman atau informasi yang tertukar.

Prediksi ilmiah mengenai waktu dan jalur gerhana dilakukan menggunakan metode ephemeris, yakni perhitungan posisi benda-benda langit yang sangat presisi.

Durasi maksimum gerhana 2 Agustus 2027 diperkirakan mencapai 6 menit 23 detik menjadikannya salah satu gerhana terlama dalam beberapa dekade terakhir.

Namun, perlu dicatat bahwa prediksi ini belum mempertimbangkan faktor topografi permukaan bulan, seperti pegunungan dan lembah, yang bisa memengaruhi durasi dan jalur totalitas secara lokal hingga beberapa kilometer atau detik.

Sumber: