Mudik Lebaran, Tradisi Pulang Kampung Melepas Rindu Keluarga yang Tak Lekang oleh Waktu

Mudik Lebaran, Tradisi Pulang Kampung Melepas Rindu Keluarga yang Tak Lekang oleh Waktu

Mudik Lebaran, Tradisi Pulang Kampung Melepas Rindu Keluarga yang Tak Lekang oleh Waktu--

SUMEKS.CO - Menjelang Hari Raya Idulfitri yang tinggal beberapa hari lagi, jutaan masyarakat khususnya masyarakat di Indonesia bersiap untuk melakukan perjalanan pulang kampung halaman ke berbagai daerah. 

Fenomena yang dikenal sebagai mudik ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi sudah menjadi bagian dari budaya yang diwariskan secara turun-temurun. 

Namun, tahukah Anda dari mana sebenarnya istilah "mudik" berasal? Simak pada artikel berikut ini yang dirangkum dari berbagai sumber Senin 24 Maret 2025.

Secara etimologi, kata "mudik" berasal dari bahasa Jawa, yaitu "mulih dilik", yang berarti "pulang sebentar". Pada awalnya, istilah ini digunakan oleh para perantau yang kembali ke kampung halaman dalam waktu singkat sebelum kembali lagi ke kota untuk bekerja. 

BACA JUGA:Arus Mudik Mulai Terjadi di Ruas Tol Kayuagung-Palembang H-7, Kendaraan Plat Luar Mendominasi

BACA JUGA:Jelang Arus Puncak Mudik Lebaran 2025, Karantina Sumsel Perketat Pengawasan di Pelabuhan Tanjung Api-Api

Seiring waktu, kata mudik berkembang menjadi istilah nasional yang menggambarkan perjalanan massal penduduk dari kota-kota besar ke desa atau daerah asal mereka.

- Sejarah Mudik: Dari Masa Kerajaan hingga Era Modern

Tradisi mudik diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan di Nusantara. Pada masa Majapahit dan Mataram, banyak masyarakat desa yang merantau ke kota untuk berdagang dan mencari penghidupan. 


Seperti telah menjadi tradisi, mudik saat lebaran adalah momen yang ditunggu bagi perantauan--

Namun, setiap kali ada perayaan besar atau upacara adat, mereka akan kembali ke kampung halaman untuk bertemu keluarga dan menghormati leluhur.

Di era kolonial Belanda, fenomena ini semakin berkembang. Banyak pekerja yang berasal dari pedesaan bekerja di kota-kota besar seperti Batavia (Jakarta), Surabaya, dan Semarang. Mereka biasanya memanfaatkan momen hari raya untuk pulang sejenak, bertemu keluarga, dan melepas rindu dengan kampung halaman.

Setelah kemerdekaan Indonesia, mudik menjadi lebih masif seiring dengan meningkatnya urbanisasi.

Kini, dengan perkembangan teknologi dan infrastruktur transportasi, mudik telah menjadi peristiwa nasional yang melibatkan jutaan orang. Pemerintah pun setiap tahunnya mengantisipasi lonjakan pemudik dengan menyediakan program mudik gratis, menambah armada transportasi, serta mengatur lalu lintas untuk mengurangi kemacetan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait