Awal Februari Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Sebagian Wilayah Indonesia
Awal Februari cuaca ekstrem masih mengintai sebagian wilayah Indonesia. Foto : Dokumen/Sumeks.Co--
SUMEKS.CO - Sepekan terakhir ini hujan sangat sering turun dan sangat lebat hingga ekstrem. hujan lebat hingga ekstrem ini terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Jadi, di awal Februari 2025 ini cuaca ekstrem masih mengintai sebagian wilayah di Indonesia. Sehingga masyarakat diimbau waspada.
Hal ini disampaikan Plt Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Dia menjelaskan, untuk cuaca ekstrem diantaranya 229 mm/hari di Kalimantan Timur, 192 mm/hari di Sulawesi Tengah (26/1/25), 154 mm/hari di Kepri (27/1/25), dan 264 mm/hari di sekitar wilayah Jabodetabek.
BACA JUGA:Gempa Guncang Merangin-Jambi, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
BACA JUGA:30 Titik Rawan Bencana Jadi Fokus KAI Palembang Hadapi Cuaca Ekstrem
"Jadi oleh karena itu, masyarakat yang berada di daerah rawan bencana diimbau untuk lebih waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem," tegas Dwikorita pada saat konferensi pers bertajuk Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah Indonesia.
Jadi, lanjutnya, tetaplah mengikuti informasi terbaru dari BMKG guna memperkuat langkah antisipasi dan meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi.
Berdasarkan analisis terbaru BMKG per 1 Februari 2025, terdeteksi adanya gangguan atmosfer di selatan Indonesia, khususnya di Samudra Hindia selatan Banten dan selatan Nusa Tenggara Barat (NTB), berupa Bibit Siklon Tropis 90S dan 99S.
Kehadiran kedua bibit siklon ini memengaruhi kondisi cuaca di pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
BACA JUGA:Cuaca Sumatera Selatan Hingga Awal Februari 2025, Waspada Hujan dan Potensi Banjir
BACA JUGA:Ini Update Prakiraan Cuaca Sumatera Selatan, Periode 19-28 Januari 2025
Meskipun pergerakannya terpantau menjauhi Indonesia, keduanya masih berpotensi berkembang menjadi siklon tropis dalam 2-3 hari ke depan.
Selain itu, teridentifikasi pula Bibit Siklon Tropis 96P di Teluk Carpentaria, Australia, yang berkontribusi terhadap meningkatnya potensi cuaca ekstrem di Papua dan Nusa Tenggara Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: