Ritual Sembahyang Imlek: Menghormati Leluhur dan Memohon Keberuntungan

SUMEKS.CO - Ritual sembahyang menjadi salah satu tradisi penting dalam perayaan Imlek yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan spiritual dalam masyarakat Tionghoa.

Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga sebuah cara untuk menghormati leluhur, menyampaikan rasa syukur, dan memohon keberuntungan di tahun yang baru.

Dalam setiap elemen sembahyang, terdapat simbolisme mendalam yang menggambarkan hubungan antara manusia, alam semesta, dan leluhur.

Asal-usul ritual sembahyang dalam tradisi Imlek berakar pada kepercayaan Konfusianisme dan Taoisme yang menekankan pentingnya menghormati leluhur.

BACA JUGA:Mitos dan Kepercayaan Seputar Imlek 2025: Tradisi yang Sarat Makna

BACA JUGA:Jarang Diketahui! Makanan Khas Imlek dan Makna Filosofis Dibaliknya

Konsep yin dan yang juga menjadi dasar filosofi dalam pelaksanaan sembahyang, di mana keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritual harus selalu dijaga.

Penelitian yang diterbitkan oleh Asian Studies Journal menunjukkan bahwa ritual sembahyang tidak hanya berfungsi sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga sebagai upaya menjaga harmoni dalam keluarga dan komunitas.

Ritual sembahyang biasanya diawali dengan persiapan matang sebelum hari Imlek tiba.

Pembersihan altar dilakukan untuk menyucikan tempat persembahan, sementara hio, lilin, dan persembahan seperti makanan dan minuman disiapkan dengan penuh penghormatan.

BACA JUGA:Mengapa Lampion Merah Selalu Hadir Saat Imlek? Inilah Alasannya!

BACA JUGA:Rayakan Tahun Baru Imlek dengan Meriah di The Zuri Hotel Palembang, Smart Snake Reunion Party Siap Memukau!

Setiap elemen memiliki makna khusus. Misalnya, hio yang dinyalakan melambangkan doa yang mengalir ke langit, sementara lilin merah menjadi simbol harapan dan keberuntungan.

Menurut laporan dari China Highlights, proses ini mencerminkan dedikasi dan penghormatan terhadap leluhur yang dianggap sebagai penjaga keluarga.

Sumber: