4 Fakta Lawang Borotan Palembang, Saksi Sejarah 4 Keraton Kesultanan Sriwijaya Setelah 3 Lainnya Hancur

4 Fakta Lawang Borotan Palembang, Saksi Sejarah 4 Keraton Kesultanan Sriwijaya Setelah 3 Lainnya Hancur

4 fakta lawang borotan Palembang, saksi sejarah 4 keraton kesultanan Sriwijaya setelah 3 lainnya hancur. --

4 Fakta Lawang Borotan Palembang, Saksi Sejarah 4 Keraton Kesultanan Sriwijaya Setelah 3 Lainnya Hancur 

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Lawang Borotan yang dipercantik melengkapi sejarah 4 keraton yang dulu eksis di Kesultana Palembang Darussalm.

Dulu, di wilayah kesutanan ada 4 keraton megah yang berdiri di wilayah yang kemudian bernama Palembang ini.

Namun sayanganya 3 keraton hancur akibat perang dan hanya satu yang eksis hingga kini, yaitu Keraton Kuto Besak (sekarang BKB).

Lawang Borotan di awal tahun 2025 ternyata bisa menjadi icon kota Palembang selanjutnya, jika terus dipertahankan keindahanya destinasi wisata baru ini bakal banyak menarik wisatawan.

BACA JUGA:Lawang Borotan Palembang Mirip Jogja Diwaktu Malam, Netizen Wanti-wanti ‘Jangan Dirusak Kaum Vandalisme’ 

BACA JUGA:Lawang Borotan Palembang Siap Jadi Destinasi Wisata Baru

Ada 4 fakta sejarah Lawang Borotan yang tak dapat dilupakan sebagai wisata sejarah:

Pertama, usianya ditaksi sudah 244 tahun dan menjadi saksi bisu Sultan Mahmud Badaruddin 2 (SMB 2) melewatinya sebelum dibawa dengan kapal diasingkan kolonial Belanda ke Ternate.

Kedua, Lawang Borotan memilik arti yang kental dengan kesultanan, Lawang artinya pintu, sedangan Borotan atau Buri dari bahaso plembang artinya belakang (Pintu Belakang).

Ketiga, Lawang Borotan adalah pintu belakang dari Keraton Kuto Anyar atau Keraton Kuto Besak yang masih tersisa sementar 3 keraton lainnya hancur.

BACA JUGA:Lawang Borotan Palembang Mirip Jogja Diwaktu Malam, Netizen Wanti-wanti ‘Jangan Dirusak Kaum Vandalisme’  

BACA JUGA:Lawang Borotan Palembang Siap Jadi Destinasi Wisata Baru

Fakta keempat, Lawang Borotan ini diyakini masih sama dengan kondisi aslinya meski usianya sudah 244 tahun, dibuat oleh Sultan Mahmud Badaruddin I, sebagai bagian pintu sisi barat Keraton Kuto Besak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: