PT Bukit Asam dan UGM Kembangkan Batu Bara Kalori Rendah Menjadi Asam Humat
Prototype asam humat, hasil kolaborasi PTBA dan UGM, diharapkan mampu meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan mendukung ketahanan pangan nasional.--
Arsal menambahkan bahwa pengembangan ini juga mendukung program prioritas pemerintah dalam mencapai swasembada pangan.
Pemanfaatan asam humat diharapkan dapat mendukung kebutuhan pupuk nasional dan mendorong ketahanan pangan.
"Kami optimis inovasi ini akan memberikan manfaat signifikan, baik secara ekonomi maupun lingkungan, serta mendukung kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan berkelanjutan," tambahnya.
Prof. Dr. Ferian Anggara, Koordinator Tim Peneliti dari UGM, mengungkapkan bahwa hasil riset menunjukkan batu bara kalori rendah dari IUP Peranap memiliki potensi besar untuk menghasilkan asam humat berkualitas tinggi.
Menurutnya, produk ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan merehabilitasi lahan-lahan kritis.
“Asam humat yang dihasilkan dari batu bara kalori rendah dapat meningkatkan kesuburan tanah, menstabilkan struktur tanah, dan memperbaiki kondisi pH. Dengan demikian, ini menjadi solusi untuk memanfaatkan lahan-lahan kurang produktif menjadi lebih subur,” jelas Prof. Ferian.
Ia berharap kolaborasi ini tidak hanya memperluas pemanfaatan batu bara, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. “Sumber daya batu bara yang melimpah di Indonesia harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kemakmuran rakyat,” tegasnya.
BACA JUGA:Pengumuman Lelang PT Bukit Asam Tbk
BACA JUGA:8 Jaksa KPK Siap Buktikan Dakwaan 3 Tersangka Korupsi PLTU Bukit Asam pada PT PLN UIT Sumbagsel
Acara peluncuran prototype ini turut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, di antaranya Dahlia selaku VP Pengembangan Hilirisasi PTBA, Yulfaizon B Dahlioes (GM PTBA Unit Pertambangan Ombilin), serta sejumlah perwakilan dari Kementerian ESDM dan perusahaan pupuk nasional seperti PT Pupuk Indonesia dan PT Pupuk Sriwidjaja.
Kehadiran unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) dan tokoh masyarakat setempat menambah legitimasi dan dukungan terhadap proyek ini.
Yusri Erdi, Camat Peranap, menyambut baik inisiatif ini. Ia berharap pengembangan asam humat dari batu bara dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat di wilayahnya.
“Proyek ini adalah langkah inovatif yang patut diapresiasi. Semoga dapat mendukung pertanian di daerah kami dan meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: