Studi Banding Kepala Desa ke Bali Tuai Kritik, Masyarakat Sebut Hanya Jadi Ajang Liburan
STUDI BANDING : Kegiatan study banding yang dilakukan oleh sejumlah Kepala Desa di Kabupaten Muara Enim ke Provinsi Bali.--
MUARA ENIM, SUMEKS.CO - Kegiatan studi banding yang dilakukan oleh sejumlah Kepala Desa (Kades) di Kabupaten MUARA ENIM ke Provinsi Bali pada 12 hingga 16 Desember 2024 mendapat sorotan tajam dari masyarakat.
Banyak pihak menilai kegiatan tersebut lebih mirip liburan bersama keluarga daripada sebuah studi yang memberikan manfaat nyata untuk pengembangan desa, sehingga terkesan sebagai pemborosan dana desa.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kegiatan studi banding ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai tata kelola pemerintahan desa, pelayanan publik, dan sumber pendapatan asli desa.
Desa Penglipuran di Bali dipilih sebagai tujuan karena dianggap sebagai salah satu desa terbaik di Indonesia dalam hal tata kelola pemerintahan dan kebersihan.
BACA JUGA:ASN Pemkab Muara Enim Tegaskan Komitmen dalam Perangi Korupsi pada Hari Anti Korupsi Sedunia 2024
Namun, kegiatan yang dilakukan selama empat hari ini menuai kritik tajam dari masyarakat yang menilai bahwa tujuan utama studi banding tersebut tidak tercapai.
Kritik keras banyak bermunculan, terutama di grup WhatsApp komunitas Muara Enim, seperti grup Info Muara Enim.
Salah satu pengguna media sosial menyatakan, "Ini hanya wisata ke Bali, bukan kegiatan yang menguntungkan desa-desa kami. Kegiatan seperti ini jelas tidak membawa manfaat nyata, hanya menghabiskan uang negara."
Bahkan, beberapa pihak menganggap kegiatan tersebut sebagai ajang pemborosan anggaran negara dengan dalih studi banding.
BACA JUGA:LPK/LKP Zakiyah Muara Enim Wisuda 105 Siswa dan Jalin MoU Strategis dengan Universitas Bina Darma
BACA JUGA:Pemerintah Kabupaten Muara Enim Raih Penghargaan Kabupaten Peduli Hak Asasi Manusia 2023
Imam Suranto, salah satu anggota grup Info Muara Enim, turut menyoroti kegiatan ini. Ia mengungkapkan kekecewaannya dengan adanya kegiatan studi banding yang digelar pada akhir tahun ini di Bali, yang sepertinya sudah menjadi budaya ajang jalan-jalan berkedok studi banding.
Menurutnya, kegiatan serupa juga pernah dilakukan setahun sebelumnya di Lombok, dan hasilnya tidak ada yang signifikan untuk kemajuan desa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: