Pelan Tapi Pasti, Jumlah Kasus HIV/AIDS di Sumsel Alami Peningkatan, Palembang Tertinggi

Pelan Tapi Pasti, Jumlah Kasus HIV/AIDS di Sumsel Alami Peningkatan, Palembang Tertinggi

Tahun 2024 kasus orang-orang yang terinfeksi HIV/AIDS di Sumsel mengalami peningkatan, Palembang tertinggi.-Foto ilustrasi-

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Trisnawarman menyebutkan di tahun 2024 jumlah kasus orang-orang yang terinfeksi HIV/AIDS di Sumsel mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Keseluruhan penderita HIV/AIDS yang ada di Sumsel didominasi oleh penderita berusia remaja di wilayah Kota Palembang yakni sebanyak 221 orang.

"Kota Palembang menjadi yang paling banyak dibandingkan daerah lain di Sumsel terpapar kasus, yakni sebanyak 172 orang HIV dan 49 orang terpapar AIDS," jelas Trisnawarman, Rabu 24 Juli 2024.

Menurutnya, hal itu disebabkan faktor pergaulan bebas dan seks menyimpang sering berganti pasangan terutama di kalangan remaja.

BACA JUGA:Peringati Hari AIDS Sedunia 1 Desember, YSI dan Aktivis Peduli HIV/AIDS Melaksanakan Kegiatan Bakti Masyarakat

BACA JUGA:HIV/AIDS di Palembang Ada 358 Kasus, Berikut Langkah-Langkah Pencegahan HIV

"Rata-rata karena pola hidup sehingga tertular, terutama berganti pasangan. Namun orang yang imunnya turun juga rentan untuk tertular," terangnya.

"Dari data 2021, orang yang terinfeksi HIV/AIDS mencapai 321 orang dan naik pada 2022 menjadi 639 orang," tambahnya.

Masih katanya, kasus HIV tersebar merata hampir di seluruh wilayah Sumsel. 

"Untuk di Banyuasin ada 17 orang terinfeksi, Prabumulih 16 orang, Muba 15 orang, Lubuk Linggau 14 orang, OKI 10 orang dan OKU Timur 10 orang," katanya.

BACA JUGA:Ya Allah! HIV/AIDS Masih Diangab Aib, Dinas Kesehatan Baru Temukan 23 Kasus di OKU Timur

BACA JUGA: Satu Warga Empat Lawang Positif HIV AIDS, Diberi Obat dari Kemenkes

Sedangkan, Muara Enim 9 orang, Ogan Ilir 7 orang, OKU 7 orang, Musi Rawas 5 orang, OKU Selatan 2 orang, lalu sisanya Empat Lawang, Pagaralam dan PALI, masing-masing 1 orang, sedangkan di Kabupaten Muratara tidak memiliki infeksi baru.

"Kita selalu memberikan edukasi kepada masyarakat bahayanya HIV/AIDS, terus kami juga melakukan deteksi dini pada orang-orang berisiko," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: