IRAN BERDUKA, Presiden Ebrahim Raisi Tewas Kecelakaan Helikopter, Ini Sosokya

IRAN BERDUKA, Presiden Ebrahim Raisi Tewas Kecelakaan Helikopter, Ini Sosokya

IRAN BERDUKA, Presiden Ebrahim Raisi Tewas Kecelakaan Helikopter, Ini Sosokya --

SUMEKS.CO- Berita duka menyelimuti Iran. Innalillahi wainna Ilaihi rojiun. Media pemerintah Iran telah melaporkan adanya tragedi helikopter pada Minggu 19 Mei 2024.

Di mana Presiden Iran Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter di barat laut Iran. 

Kecelakaan tersebut juga merenggut nyawa Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan beberapa penumpang yeng berisi pejabat penting negara.

Banyak spekulasi meninggalnya Ebrahim Raisi. Ini terkait dengan perjalanan sosok Ebrahim Raisi.

BACA JUGA:Bak Film Action! Detik-Detik Helikopter Bertabrakan Terekam Video Amatir, Seluruh Awak Dikabarkan Meninggal

BACA JUGA:5 Marinir Amerika Ditemukan Tak Selamat, Helikopter Militer Jatuh Saat Menuju Pangkalan di Miramar

Diketahui, Ebrahim Raisi, telah menjabat sebagai presiden sejak tahun 2021, adalah sosok ulama garis keras yang dekat dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. 

Terpilihnya Raisi telah mengkonsolidasikan kontrol kelompok konservatif di Iran, menggantikan Hassan Rouhani. 

Raisi,  berusia 63 tahun dan mantan ketua kehakiman, menghadapi tantangan besar selama masa jabatannya, termasuk krisis ekonomi dan meningkatnya ketegangan regional.

Presiden Raisi lahir pada tahun 1960 di Masyhad dan telah terlibat dalam politik sejak muda, mengikuti jejak ayahnya sebagai ulama.

 Ia berpartisipasi dalam Revolusi Islam tahun 1979 yang menggulingkan Shah yang didukung Barat.

Pada akhir tahun 1980-an, Ebrahim Raisi memegang peranan penting dalam pengadilan rahasia yang diyakini telah menjatuhkan hukuman mati terhadap ribuan tahanan politik di Iran. 

Pengadilan ini, yang dikenal sebagai "Pembantaian Tahanan Politik 1988", dianggap sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan" oleh berbagai kelompok hak asasi manusia internasional.

Selama periode tersebut, tahanan yang dianggap menentang rezim Iran dieksekusi secara massal, sebuah tindakan yang mendapat kecaman luas dari komunitas internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: