Kuota Terbesar! 241.000 Jamaah Indonesia Mulai Diberangkatkan

Kuota Terbesar! 241.000 Jamaah Indonesia Mulai Diberangkatkan

Jamaah haji Indonesia sudah mulai diberangkatkan ke Arab Saudi sejak Minggu, 12 Mei 2024.-Dokumen/Sumeks.co-

SUMEKS.CO - Jamaah haji Indonesia sudah mulai diberangkatkan ke Arab Saudi sejak Minggu, 12 Mei 2024.  

Tahun ini Indonesia mendapatkan kuota haji terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji, yaitu 241.000 jamaah.

Kuota tersebut terdiri dari Jamaah haji reguler sebanyak 213.320 orang dan Jamaah haji khusus sebanyak 27.680 orang

Kuota haji tambahan ini merupakan kabar gembira bagi para calon jemaah haji di Indonesia yang telah lama menantikan keberangkatan mereka ke Tanah Suci.

BACA JUGA:Polsek Tanjung Raja Sampaikan Imbauan Larangan Memainkan Musik Remix di Setiap Kegiatan

BACA JUGA:Oppo Reno4, Tawarkan Desain Elegan dan Performa Tangguh Berkat Chipset Snapdragon 720G

Diantara jumlah jamaah haji itu dari data Kemenag mencatat tahun ini ada sekitar 45.000 jamaah haji reguler dengan usia 65 tahun ke atas. 

Di Arab Saudi saat musim haji tahun ini dengan panas terik, sehingga jamaah perlu menjaga kondisi fisiknya tetap bugar dan sehat.

Berdasarkan catatan Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), terdapat beberapa penyakit yang rentan dialami jemaah haji saat di tanah suci.

"Ada beberapa penyakit yang sering dialami jamaah haji, yaitu: Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diakibatkan karena kerumunan besar jamaah, polusi udara, dan perubahan suhu yang drastis di Mekah dan Madinah." ungkap Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah, Dokter Leksmana, di Madinah, dikutip berbagai sumber. 

BACA JUGA:Ketua Umum Kadin Indonesia Apresiasi dan Dukung Launching Kopi Sumsel, Berharap Bisa Mendunia

BACA JUGA:HP Samsung Galaxy M23 5G dengan Desain Minimalis dan Elegan, Cek Spesifikasi Lengkapnya!

Tak hanya itu, lanjut dia, penyakit lainnya yang sering dialami jamaah adalah gangguan pencernaan, seperti diare, muntah, atau sakit perut, yang disebabkan oleh perubahan pola makan, air minum yang berbeda.

Termasuk juga sanitasi yang mungkin tidak memadai juga perlu diwaspadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: