Jangkau Ratusan Santri, Lifebuoy Berkolaborasi dengan Ponpes Sultan Mahmud Badaruddin Palembang Beri Pelatihan

Jangkau Ratusan Santri, Lifebuoy Berkolaborasi dengan Ponpes Sultan Mahmud Badaruddin Palembang Beri Pelatihan

Jangkau Ratusan Santri, Lifebuoy Berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Sultan Mahmud Badaruddin Palembang Berikan Pelatihan dan Edukasi Kesehatan-foto:doksumeksco-

Program ”Pesantren Sehat Lifebuoy” mengajarkan pola hidup menjadi lebih sehat, lebih bersih mengingat Rasulullah SAW juga menyampaikan kebersihan adalah sebagian dari iman. Maka di dalam pesantren, santri dan santri putri diajarkan selain berwudhu sebelum sholat, yaitu cara mencuci tangan dengan sabun. 

BACA JUGA:Liverpool Pertahankan Andy Robertson dari Godaan Bayern Munchen

''Apalagi mereka tinggal bersama-sama dengan teman-temannya, sehingga jika hidupnya tidak bersih, akan mudah terjangkit penyakit. Khusus menghadapi Ramadan ini, para santri diwajibkan menjaga pakaian dan kebersihan diri mereka, agar lebih khusyuk dalam beribadah,“ papar Soni.

Salah satu langkah utama dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang penting untuk diimplementasikan di pesantren adalah gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 momen penting.

Yakni saat sebelum makan, setelah dari toilet, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, dan setelah bepergian.Jika dibiasakan, CTPS di 5 momen penting akan mampu melindungi para santri dan santri putri dari berbagai penyebaran penyakit. 

Bahkan menurut teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, kebiasaan ini menjadi langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin. Sementara, menilik pada data Riskesdas 2018, di Provinsi Sumatera Selatan, untuk usia di atas 10 tahun yang mempunyai kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) baru mencapai 42,14%, sehingga kebiasaan CTPS ini penting untuk disebarluaskan ke seluruh masyarakat Provinsi Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Wajib Diketahui! 8 Manfaat Jambu Biji Bagi Kesehatan Tubuh, Dapat Melancarkan Pencernaan Lho!

Head of Personal Care Innovation and MCOE Unilever, Memoria Dwi Prasita menjelaskan peran Lifebuoy untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di area Pesantren. Salah satunya adalah dengan mencetak Duta Santri sebagai peer educator dari program peer-to-peer learning.

“Sejak tahun 2019 program Pesantren Sehat Lifebuoy telah menjangkau lebih dari 2.000 pesantren dan memberikan manfaat bagi lebih dari 900.000 santri dan santri putri di Indonesia. Tahun ini program Pesantren Sehat Lifebuoy hadir di Kota Palembang.

Tujuannya memberikan dampak yang lebih luas melalui sejumlah rangkaian kegiatan mulai dari peer-to-peer learning, training for trainers (kepada santri dan santri putri, ustadz, dan ustadzah), edukasi CTPS dengan baik dan benar, hingga pemeriksaan kesehatan. Kami berharap dengan kolaborasi yang dilakukan di Pesantren di berbagai kota di Indonesia kami dapat menjangkau penambahan 1 juta santri dan santri putri di lebih dari 1.500 pesantren,” papar Memoria.

Interaksi intens antarmasyarakat pesantren menjadikan pesantren unit pendidikan yang berpotensi efektif dalam membiasakan CTPS di 5 momen penting melalui metode peer-to-peer learning, dimana mereka saling mencontohkan dan meniru berbagai perilaku positif.

BACA JUGA:Ide Menu Takjil Buka Puasa, Puding Regal Coklat Cappuccino, Bisa Jadi Favorit Keluarga

Menurut studi dari Hungarian Academy of Sciences,peer-to-peer learning atau program edukasi melalui teman sebaya merupakan salah satu cara edukasi yang paling efektif dalam pengajaran CTPS di kalangan anak-anak.

Studi ini menemukan bahwa program edukasi melalui teman sebaya dapat meningkatkan pengetahuan teoritis tentang CTPS dan cara mempraktekkan CTPS yang benar hampir 2 kali lebih baik dari sebelumnya, dan dapat bertahan bahkan 4 bulan setelah program berakhir. 

Program Pesantren Lifebuoy dibagi menjadi dua tahap:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: