Ngeri! Kisah Desa Legetang Jawa Tengah yang Lenyap dalam Semalam, Diadzab Seperti Kaum Sodom Umat Nabi Luth

Ngeri! Kisah Desa Legetang Jawa Tengah yang Lenyap dalam Semalam, Diadzab Seperti Kaum Sodom Umat Nabi Luth

--

SUMEKS.CO - Astaghfirullah, di Indonesia ternyata ada sebuah tempat bernama Desa Legetang di pegunungan Dieng, Jawa Tengah, yang lenyap dalam semalam karena diadzab Allah SWT lantaran banyak melakukan maksiat.

Kisah mengerikan tentang adzab Allah SWT yang ditimpakan kepada umat Nabi Nuh yakni kaum sodom ternyata ada juga di Indonesia.

Adzab yang ditimpakan kepada kaum sodom ternyata pernah juga terjadin di Indonesia, tepatnya di Desa Legetang, pegunungan Dieng Jawa Tengah pada 17 April 1955 silam.

Dulunya, Desa Legetang merupakan sebuah dusun yang ditempati oleh 450 Kepala Keluarga dengan kehidupan makmur dan tanah yang subur.

BACA JUGA:Tablet 3.770 Tahun Buktikan Kebenaran Al Quran Berusia 14 Abad, Tersimpan di Inggris

Namun, desa yang dulunya ramai oleh aktivitas masyarakat, kini hanya menyisakan cerita dan lenyap tak membekas.

Pasalnya, Desa Legetang diadzab dan dilenyapkan oleh Allah SWT dalam waktu semalam dengan ditimpakan sebuah gunung besar diatasnya.

Ya, Desa Legetang hilang seketika lantaran tertimbun Gunung Pengamun-amun dan menewaskan seluruh warga yang berada di desa tersebut.

Dilansir dari berbagai sumber, Desa Legetang dulunya gemar melakukan maksiat. Bahkan, maksiat yang dilakukan merajalela di Desa Legetang.

BACA JUGA:Bikin Haru Sambutan Warga Malaysia di Tiap Perhentian Rosyid, Pesepeda Asal Tanggerang Menuju Tanah Suci Mekah

Minum-minuman keras dan perzinahan seakan menjadi hal yang tabuh dan dilakukan setiap harinya oleh warga Desa Legetang.

Sehingga, pada suatu malam disaat orang tengah melakukan perkumpulan untuk bermaksiat, turun hujan deras mengguyur desa tersebut.

Ditengah hujan deras yang terjadi, warga yang berkumpul tak menghiraukan sama sekali dan tetap melakukan kemaksiatan dengan meminum minuman keras hingga berzinah.

Peristiwa tragis yang terjadi puluhan tahun lalu itu hingga kini masih berbekas bagi masyarakat sekitar khususnya warga Desa Pekasiran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: