KH Marzuqi Mustamar, Ketua PWNU Jatim yang Beri Fatwa Haram Pewarna Karmin, Ternyata Punya Segudang Ilmu
--
SUMEKS.CO - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuqi Mustamar, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat usai memberi fatwa haram pada pewarna alami Karmin.
Nama KH Marzuqi Mustamar menjadi buah bibir publik Tanah Air, setelah pernyataannya mengenai pewarnai alami Karmin mencuat di media sosial.
Namun, KH Marzuqi Mustamar ternyata sudah dikenal oleh masyarakat luas khususnya dikalangan warga Nahdliyin sejak lama.
Terlebih, KH Marzuqi Mustamar semakin dikenal setelah memimpin prosesi baiat Ustaz Hanan Attaki, yang resmi menjadi warga Nahdlatul Ulama, sekaligus dijadikan guru oleh Ustaz Hanan Attaki beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:TERUNGKAP! Penggunaan Pewarna Karmin untuk Produk Pangan Telah Digunakan Sejak Abad ke-15
Lantas bagaimanakah sosok dan profil Ketua PWNU Jawa Timur tersebut? Berikut ini fakta mengenai KH Marzuqi Mustamar dikutip dari berbagai sumber.
KH Marzuqi Mustamar merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Malang, Jawa Timur, sekaligus Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur masa khidmat 2018-2023.
KH Marzuqi Mustamar terpilih bersama dengan KH M Anwar Manshur selaku Rais Syuriah PWNU Jawa Timur berdasarkan hasil konferensi wilayah yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri pada Ahad, 29 Juli 2018.
KH. Marzuqi Mustamar lahir pada tanggal 22 September 1966 di Blitar. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Mustamar dengan Nyai Siti Jainab.
KH. Marzuqi Mustamar melepas masa lajangnya dengan menikahi Bu Nyai Sa’idatul Mustaghfiroh. Buah dari pernikahannya, beliau dikaruniai dua laki-laki dan lima perempuan.
Putra-putri beliau diantaranya, Habib Nur Ahmad, Diana Nabila, Millah Shofiya, M. ‘Izzal Maula, ‘Izza Nadila, Rossa Rahmania, dan Dina Roisah Kamila.
Sejak kecil, KH Marzuqi Mustamar dibesarkan dan dididik oleh kedua orang tua dengan disiplin ilmu yang tinggi. Beliau dididik dengan belajar al-Qur’an dan dasar ilmu agama.
Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya dengan belajar di sekolah formal, pada tahun 1972, beliau masuk TK Muslimat Karangsono Kanigoro, Blitar. Lalu melanjutkan lagi di sekolah MI Miftahul Ulum, tahun 1979.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: