Harga Beras Naik, Rakyat dan Pedagang Menjerit, Masyarakat Minta Operasi Pasar

Harga Beras Naik, Rakyat dan Pedagang Menjerit, Masyarakat Minta Operasi Pasar

BERAS NAIK : Tampak para pedagang beras di pasar inpres Muara Enim.--

MUARA ENIM, SUMEKS.CO - Memasuki dua pekan terakhir harga komoditas Beras di pasaran Muara Enim terus mengalami kenaikan.

Akibat kenaikan tersebut baik itu pedagang terutama konsumen mengeluh sebab kenaikan beras cukup signifikan hingga mencapai sekitar 20 persen dari harga sebelumnya.

"Kami minta Pemerintah secepatnya menggelar pasar murah untuk menstabilkan harga beras tersebut, sebab beras adalah makan pokok," ujar Iwan (45) yang sehari-hari kerja serabutan, Minggu 10 September 2023.

Menurutnya penghasilannya sehari-hari idak menentu karena kerja serabutan. Dahulu ia beli beras dusun karena paling murah Rp9 - Rp10 ribu per kg dan kadang-kadang beli beras Bulog yang 5 kg Rp45 ribu.

BACA JUGA:3 Kali Ikut Tes, Mahasiswa Semester V Hukum UNSRI Pilih STTD - PTDI

Itupun belinya ketengan (kiloan), tergantung pendapatannya. Namun kalau sekarang beras dusun sudah ikut naik menjadi Rp14 ribu per kg, temasuk beras Bulog sudah ikut naik juga Rp60 ribuan per 5 kg.

"Mana beras Bulog yang katanya murah, tetapi kenyataannya kami masih beli mahal dan susah lagi didapat," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu pedagang beras di Pasar Inpres Muara Enim Arsis (50), mengatakan untuk saat ini harga beras memang terus mengalami kenaikan.

Bahkan saat ini sudah bukan lagi kenaikan harga, namun sudah berubah harga karena kenaikan yang cukup tinggi. Seperti harga beras 1 karung beras isi 10 kg dari semula Rp108 ribu naik sampai Rp142 ribu.

BACA JUGA:Besok, Bupati OKI Lantik 4 Kades Terpilih di Desa Suka Maju Lempuing Jaya

Harga beras Bulog dari 1 karung isi 5 Kg Rp45 ribu juga mengalami kenaikan hingga Rp60 ribu berarti ada kenaikannya Rp15 ribu. 

Kenaikan yang tidak menentu tersebut, kata dia, tentu menyulitkan kami pedagang, karena bisa jual namun tidak bisa beli lagi sebab harganya sudah naik lagi sehingga harus tambah modal terus.

"Naiknya capai 20 persen. Misal modal awal Rp 100 ribu dan kita juga Rp 105 ribu, namun ketika akan beli ternyata sudah naik menjadi Rp 110 ribu untuk modal awalnya. Kenaikan tersebut tiap hari naiknya tidak menentu. Kenaikan terasa awal September hingga sekarang," tegasnya.

Karena kenaikan harga ini, lanjutnya, para pedagang mampu jual tapi susah beli, karena harga yang terus naik, bayangkan saja hari ini menjual namun ketika belanja beras sudah alami kenaikan, jadi tidak ada untung kadang malah buntung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: