Waspada, Sindikat Jual Beli Ginjal Bertebaran, 1 Gingal Dihargai Rp120 Juta, Dikirim Hingga ke Kamboja

Waspada, Sindikat Jual Beli Ginjal Bertebaran, 1 Gingal Dihargai Rp120 Juta, Dikirim Hingga ke Kamboja

Hanim, koordinator jual beli ginjal WNI ke Kamboja ditangkap pihak kepolisian setelah mendapat laporan dari seorang korbannya.--

Waspada, Sindikat Jual Beli Ginjal Bertebaran, 1 Gingal Dihargai Rp120 Juta, Dikirim Hingga ke Kamboja

SUMEKS.CO - Waspada, jual beli ginjal di Indonesia semakin marak dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. Bahkan, ginjal yang didapat akan diekspor sampai ke Negara Kamboja.

Maraknya transplantasi ginjal di media sosial kini semakin mengkhawatirkan. Dikabarkan, sindikat jual beli ginjal sudah merambah ke beberapa wilayah di Indonesia.

Pasalnya, sindikat jual beli ginjal atau organ tubuh lainnya mengimingi para korbannya untuk bekerja di luar negeri dengan gaji besar dan cukup fantastis.

BACA JUGA:Gagal Kabur, Pencuri Helm di Parkiran Motor Polsri Bukit Besar Tertangkap, Sempat Dimassa

Hal tersebut terungkap setelah 12 orang Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Hanim ditangkap pihak kepolisian saat hendak membawa korbannya ke Kamboja.

Hanim, koordinator jual beli ginjal WNI ke Kamboja ditangkap pihak kepolisian setelah mendapat laporan dari seorang korbannya.

Dikutip dari berbagai sumber, Hanim mengaku awal dirinya menjadi koordinator jual beli ginjal ke Kamboja saat dirinya sedang membutuhkan biaya dan kesulitan ekonomi.

Lantas, Hanim pun berniat untuk melakuka transplantasi ginjal ke salah satu rumah sakit di Jakarta.

BACA JUGA:Viral Aksi Pelajar Hadang Truk di Simpang Tol Keramasan Kertapati, Polisi Bergerak

Kendati, saat meminta izin kepada istrinya, Hanim justru dilarang dan tak jadi melakukan transplantasi ginjal.

Berselang kemudian, dia bertemu dengan seseorang yang disebutnya Broker di media sosial (medsos) pada tahun 2019.

Kali ini, Hanim membohongi istrinya dengan dalih ingin berangkat kerja ke Kamboja. Padahal, keberangkatannya itu untuk menjual ginjalnya.

"Setelah setahun saya menunggu khirnya saya berangkat bersama Brokernya ke Kamboja untuk melakukan operasi," ungkap Hanim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: